Wednesday, April 30, 2014

SELAMAT ULANG TAHUN KOTA SEMARANG KE 467



SUGENG TANGGAP WARSO INGKANG KAPING 467 TAUN NGAGEM KITHA SEMARANG TERCINTA ...MUGI-MUGI ING TAUN-TAUN MENGAJENG KITHA LUMPIA MENIKA SAGED NGEWUJUDAKEN PROGRAM SEMARANG SETARA, SEMARANG BERGANDENG TANGAN, SAHA PROGRAM SEMARANG PESONA ASIA ......................

Sunday, April 20, 2014

SELAMAT HARI KARTINI UNTUK SELURUH WANITA INDONESIA


HABIS GELAP TERBITLAH TERANG 
( SEBUAH KALIMAT SEDERHANA YANG MENGISYARATKAN SEBUAH PESAN YANG LUAR BIASA UNTUK PARA WANITA INDONESIA UNTUK TERUS SELALU BERKARYA DI NEGERI NUSANTARA TERCINTA TANPA PERLU RASA TAKUT ) 

EKSOTISME BUMI PACITAN YANG TERSEMBUNYI ....

PACITAN : SEBUAH SURGA EKSOTIS NAN TERSEMBUNYI DI PULAU JAWA
Oleh : Sae Panggalih




Pada hari Kamis, seusai pulang kuliah...terbesit di pikiran Saya untuk mengisi liburan paskah dengan cara berliburan ke suatu tempat yang jarang dikunjungi oleh wisatawan lokal ( dibaca : eksklusif ) …Lalu setelah browsing sana-sini , akhirnya nemulah Saya nama suatu tempat yang dikenal akan daerah wisata pantainya yang eksotis dan kerap dikunjungi oleh para wisatawan asing yang gemar akan hobi berselancar ria….tapi setelah membaca nama daerah wisatanya, sejenak Saya sempat terkaget - kaget dan terheran sejenak, karena yang muncul bukanlah nama daerah wisata Pantai yang ternama sekelas Bali, Karimun Jawa, apalagi Raja Ampat …tetapi yang tertulis di kebanyakan website justru tertuju pada sebuah kota berjuluk “ Pacitan “ yang selama ini hanya Saya kenal sebagai tempat dimana Pak Susilo Bambang Yudhoyono dibesarkan dan ditempa untuk menjadi negarawan sukses seperti sekarang ini….selain kisah kelahiran Pak Beye itu, tak ada hal lain yang Saya ketahui tentang bumi Pacitan dikarenakan pesona wisatanya tak terlalu kurang begitu diekspose oleh media maupun Kementrian Pariwisata… Penasaran akan pesona pantainya yang indah bak nirwana di akhirat sana… akhirnya tepat malam harinya, masih dihari yang sama yaitu Kamis, 17 April 2014, Saya dan teman-teman ayah Saya yang mempunyai hobi travelling dan memancing memutuskan untuk menjelajah dan bertualang sejenak ( maaf bahasanya terlalu ekstrim ) ke Tanah Pacitan hingga hari Jumat besoknya ( tepatnya di tanggal 18 April 2014 ) 
Malam itu, tepat hari Kamis jam 23.00 ( dikala Saya sedang asyik-asyiknya menyaksikan penampilan absurd para komik di acara stand up comedy di Kompas TV ) , terdengarlah suara klakson mobil avanza berwarna hitam di depan rumah Saya, dan benar saja ternyata yang membunyikan klakson adalah mobilnya para rombongan traveller absurd yang hendak pergi ke beberapa daerah wisata di wilayah Pacitan ….perjalanan ke Pacitan-pun  dimulai dari jam 23.00 malam yang menurut Saya dapat memberikan suatu cerita pertualangan tersendiri yang seru dikala semua orang telah mempersiapkan diri untuk terlelap tidur, namun Saya malah memutuskan diri untuk berwisata dan tak tertidur lelap ditemani seperangkat guling dan bantal cantik..ha..ha..ha..3x  ( sungguh absurd memang, tapi ra’popolah …), Perjalanan menuju Pacitan-pun Saya habiskan dengan menyaksikan gelapnya langit tanah Jawa di malam hari yang diselingi dengan temaram lampu jalanan, sorot lampu kendaraan, dan lambaian daun-daun dari manekarupa pohon beragam species ….Semakin memasuki wilayah bernama Wonogiri ( tenang mas bro dan mbak sis, masih ada hubungannya sama cerita Pacitan kok, soalnya kalo mau ke Pacitan ya harus melewati wonogiri dahulu sebagai rute jalur perjalanannya ) , suasana jalanan khas pedesaanpun semakin terasa, ratusan rumah joglo tradisional beraneka model berjejer dengan rapi di pinggiran jalan raya yang mulai bergronjal-gronjal dan tentunya membuat perut para penumpang mobil menjadi terasa diguncang-guncang tak karuan . Selain dihiasi jejeran bangunan joglo nan eksotis , hamparan sawahpun terbentang di depan mata yang ditemani pula oleh ribuan sinar bintang dan temaram lampu senter para pencari kodok dan belut sawah yang serasa tak mau kalah menyambut perjalanan kami menuju ke bumi Pacitan …..


Akhirnya..setelah menempuh perjalanan panjang, tiba pula daku dibumi Pacitan 

 Selama kurang lebih 3 jam Saya menyaksikan keelokan alam khas Wonogiri tersebut dan hingga akhirnya Saya beserta rombongan mulai memasuki wilayah Pacitan bersamaan dengan suara kluruk ( dibaca : kokok ) ayam jago yang saling bersahutan tepat pukul 3 pagi….semakin mendekati daerah wisata pantai yang ingin kami tuju di wilayah desa Watu Karung , jalanan desa yang kami lalui-pun semakin tak bersahabat dan menantang , luas jalanan yang kami lewati mulai menyempit , berkelok-kelok, dan bergronjalan disana-sini …. Tapi Saya rasa, semua rasa ketidaknyamanan di perjalanan itu terbayar setimpal, ketika mobil Kami Mulai memasuki gapura selamat datang di Wilayah wisata Pantai Watu Karung…semerbak bau khas pantai menyeruak menusuk hidung Saya ditemani dengan suara deburan suara ombak pantai di kejauhan….dan benar Saja, rasa takjub semakin  meningkat ke level tertinggi ketika Saya bisa dengan mata kepala sendiri menyaksikan 3 gugusan batu karang raksasa terbentang di kejauhan ( seperti batu karang di Tanah lot Bali, tetapi yang ini lebih natural dan eksotis menurut Saya pribadi )…Pokoknya top markotop deh….


Gapura Selamat Datang di Pantai Pasir Putih Watu Karung 

Alamaak..indah nian karya Sang Khalik di sudut tersembunyi dari bumi Pacitan tercinta 


Jadi teringat  Video di lagu rayuan Pulau Kelapa nan amat legendaris 

ada Joglo di tengah-tengah keindahan Pantai Watu Karung..njawani buangetss

Pola Pemukiman warga di kawasan Pantai Watu Karung 

Foto Pak Rarik dengan peselancar top Indonesia di depan rumahnya di Desa Watu Karung 

Kendaraaan wajib para bule yang gemar akan olahraga surfing 

Lalu tepat Jam 4.30 pagi, Para turis asing ( dibaca : Bule ) mulai menampakkan dirinya dan keluar dari home stay-nya masing-masing dengan membawa piranti berupa papan selancar lengkap dengan olesan sun block di wajahnya…satu-persatu dari mereka mulai mengarahkan laju papan surfing kearah ombak pantai yang menantang dan mulai menunjukkan atraksi berselancarnya yang keren abizzz….di lain pihak, rombongan kami yang baru tiba, justru menunjukkan aktivitas yang berbeda dengan para turis pecinta surfing, peralatan pancing yang kami bawapun mulai dikeluarkan dari tas dan setelah semua siap kamipun mulai terjun ke TKP ( tepatnya di tepian pantai Watu Karung yang berselimutkan hamparan pasir putih nan mempesona )   …beraneka macam umpan bawaan dari Semarang berupa potongan ikan kecil-kecilpun mulai kami lemparkan ke lautan dengan berharap semoga kail yang kami pasang dimakan oleh ikan berukuran besar, tapi ternyata harapan tinggal harapan, hingga pukul 10 pagi  bersamaan dengan berakhirnya aksi berselancar para turis bule ..satu ikan-pun tak kami dapatkan dan hingga akhirnya memutuskan untuk bermain air sepuasnya saja di pantai tanpa melanjutkan aktivitas memancing yang menurut Saya membosankan…Tepat pukul  10.30 Siang, acara pakpung ( dibaca : mandi ) dilaut kami sudahi, dikarenakan pancaran sinar matahari yang terik mulai terasa tak nyaman di kulit dan rasa keroncongan diperut akibat lapar mulai melanda.

Warung makan sederhana Pak Rarik yang menyajikan hidangan laut yang maknyuss..

 
Pak Rarik sedang menyajikan hidangan laut yang baru dimasak oleh istrinya...iseh panas sego lan lawuhe nang...monggo dicobi

Iwake..iwake....iwak barracuda wuasli dari laut Watu Karung 

Lalu, setelah itu , kami melangkahkan arah kaki kecil ini menuju ke rumah makan sederhana milik seorang warga, disana kami berjumpa dengan berbagai macam sajian kuliner khas laut buatan Pak Rarik ( nama si pemilik Rumah makan ) yang mulai menggoda lidah..sebanyak dua piring ikan barracuda goreng dan bakar tersaji dengan begitu nikmatnya di depan mata kami dengan ditemani oleh satu mangkuk oseng-oseng kangkung beserta sambal ikannya….sembari menikmati acara santap siang, Pak Rarik pun sempat curhat kepada kami tentang keberadaan pantai Watu Karung yang menurutnya kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah Kota Pacitan yang seakan-akan abai akan kekayaan alamnya yang mempesona ini…”Baru tau rasa nanti , kalo udah dibeli sama om bule atau pihak swasta “ ujar Pak Rarik dengan logat maduranya yang kental kepada kami semua, menurutnya pula, selama ini tempat ini akan ramai dikunjungi oleh para wisatawan lokal dikala mendekati pemilu seperti sekarang ini , “ nanti kalo dekat waktu calegan kayak sekarang , tempat ini bakal rame sama turis lokal dek “ ujarnya.. dan ternyata turis lokal yang dimaksud yaitu para caleg dan tim suksesnya dari dapil wilayah watu karung yang datang dengan menawarkan sejuta janji berbalut mimpi….dan benar saja, ketika sudah jadi , kebanyakan dari mereka lupa dengan janji manisnya untuk membantu warga watu karung didalam memajukan wisata pantai yang tersembunyi ini “ ya gitulah ulahnya para caleg, kalo udah janji ya bakal lupa diakhirnya, sudah beberapa kali era coblosan ya fenomena penipuan ini yang kedaden dek “ ujarnya .


Gua Kalak yang terlihat eksotis bak tempat pertapaan para dewa 


Teringat lokasi syuting film kyai Santang di MNCTV


Mak Lampir..dimanakah engkau berada..aku akan mencarimu hingga tertangkap..ha3x ( abaikan!!!)

Setelah perut kami kenyang , kamipun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke destinasi wisata berikutunya ke Pantai Banyu Tibo yang katanya mirip pantai Dream Land di Bali, di sepanjang perjalanan menuju ke destinasi wisata kedua , kami disuguhi oleh pemandangan desa yang berada di lahan batu kapur dan diselingi dengan perbukitan batuan karang di beberapa titik …..tapi baru 25 menit mobil kami melaju ,  perjalananpun mendadak berhenti sejenak , dikarenakan di pinggir jalan , rombongan kami tak sengaja menjumpai objek wisata yang tidak terdaftar di list perjalanan, destinasi ini bernama gua Kalak yang terletak di Desa Ngadirejo  , hamparan batu stalatmit dan stalatik raksasa tersaji di depan mata kami ibarat tempat-tempat pertapaan para Dewa , selama 10 menit kami mengeksplor keunikan bebatuan raksasa di dalam gua Kalak dan tertakjub dibuatnya dikarenakan lagi-lagi objek wisata seeksotis ini tidak dikelola oleh Pemerintah setempat dan terlihat seperti tempat angker yang terbengkalai “ kalo ada di Semarang, pasti udah jadi objek wisata andalan” celetuk Saya pribadi …


Welcome to Goa Gong...


akik...akik...cari model yang mana...monggo dilihat-lihat 



Sandal asli Goa Gong.....

Setelah menikmati wisata gua yang tak terduga di Goa Kalak, rombongan kamipun mampir sejenak ke wisata pasar batu akik di Goa Gong , disana kami disuguhi oleh hamparan penjual batu akik yang menjajakan berbagai macam model batu akik beraneka warna ..ada yang berupa cincin, kalung , gelang  , dan kerajinan tangan dari batu akik lainnya , di wahana wisata Goa Gong terlihat tempatnya lebih ramai dikunjungi dan tampak lebih terawat dikarenakan telah dikelola oleh Kementrian Pariwisata dan sepertinya sudah mendapatkan perhatian khusus dari Pak Beye..perhatian itu tampak dari terlihatnya poster raksasanya pak Beye dan Bu Ani yang terpampang jelas di depan gerbang masuk Goa Gong yang bertulskan “Ayo kunjungi wisata Goa Gong yang mempesona dari Timur Jawa “ Jika bukan kita Siapa lagi ? ujar slogan di poster itu….




Baru pertama kali..lihat lautan lepas ada air terjunnya..cuma ada di Pacitan rek 


Tepat pukul 13.30 Siang , mobil rombongan kami tiba di lokasi pantai Banyu Tibo dan benar saja tempatnya sangat mirip dengan Dreamland-nya Bali dikarenakan letaknya yang berada di bawah tebing perbukitan kapur yang terjal ….Dari atas bukit , Saya bisa melihat hamparan saujana lautan biru terbentang luas komplit dengan ombaknya, dari kejauhan ( tepatnya diatas bukit kapur Banyu Tibo ) Saya dapat menyaksikan batu karang di Pantai Klayar yang mirip dengan bentuk kapal selam…sungguh indah pantai Banyu tibo ini dan tak kalah bersaing dengan wahana wisata pantai lain di Indonesia….tapi Sayang lagi-lagi wisata ini kurang mendapat perhatian dikarenakan akses jalanan terjal dan sempit menuju ke destinasi ini terbilang cukup menantang dan menguji adrenalin…Akhirnya tepat pukul 4 sore, kunjungan wisata absurd ke Pacitan kami akhiri dan balik lagi ke Semarang dengan membawa sejuta kenangan tentang wisata Pacitan yang tersembunyi dibalik gegap gempitanya program visit Indonesia dan Visit East Java 2014….Saya berharap, Semoga di tahun-tahun mendatang..banyak destinasi wisata di Pacitan yang semakin mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah setempat ... akhir kata Selamat berkunjung ke Pacitan dan Kon Kabeh ndang mampiro ning Pacitan rek …..wuapik tenan nggone..aku gag ngapusi …


Selamat tinggal pacitan..kapan-kapan tak mbalik maneh yo.....

Wednesday, April 16, 2014

AKHIRNYA....TERPILIHLAH DENOK KENANG SEMARANG 2014...

Wanda Hutami – Rizal Firmansyah, Denok Kenang Semarang 2014

Sumber : www.seputarsemarang.com 

Ajang Pemilihan Denok serta Kenang Kota Semarang Tahun 2014 kembali digelar, dan setelah melalui proses yang cukup panjang, digelar malam Grand Final Pemilihan Denok Kenang Semarang 2014 dengan tema Pancarkan Kemilau, Taburkan Pesonamu, Kenali Budayamu yang berlangsung di Krakatau Ballroom Hotel Horison, hari Sabtu malam, 12 April 2014.
Gambar Pemenang Denok Kenang 2014
Dari 149 peserta pemilihan, 25 pasangan Denok dan Kenang memasuki babak grand final. Para kontestan berlenggak-lenggok di atas panggung, dengan baju kebaya dan beskap yang berwarna senada. Dan setelah penjurian terpilih sebagai pemenangWanda Hutami Sadewo sebagai Denok Semarang 2014 dan Rizal Firmansyah Saputra sebagai Kenang Semarang 2014.
Foto Pemenang Denok Kenang 2014
Pasangan ini menjadi duta wisata Kota Semarang dan siap untuk mempromosikankepariwisataan di Ibu kota Jawa Tengah ini, menggantikan Nydia Rena Benita dan Mohamad Rizqi selaku Denok Kenang Semarang 2013.
Denok Kenang SMG 2014 2013 2012
Selain malam grand final, juga ditampilkan berbagai acara yang menghibur seperti fashion show, musik dan tari Semarangan. Dihadiri para tamu undangan yang bukan saja dari para pejabat namun juga awak media yang meliput serta masyarakat yang menjadi pendukung para finalis.
Fashion Show Denok Kenang
Tari Semarangan
Panggung Musik
BLOGGER GOJEG SEMARANGAN MENGUCAPKAN SELAMAT ATAS TERPILIHNYA MAS RIZAL FIRMANSYAH ( KENANG ) DAN MBAK WANDA HUTAMI  ( DENOK ) SEBAGAI DUTA WISATA KOTA SEMARANG UNTUK PERIODE 2014..SEMOGA BISA MEMBERIKAN KONTRIBUSI TERBAIKNYA UNTUK MEMAJUKAN PARIWISATA KOTA SEMARANG MELALUI PROGRAM AWS ( AYO WISATA KE SEMARANG ) 2014 DAN VISIT JATENG........

Saturday, April 12, 2014

AGENDA ACARA TANGGAP WARSONE BUMI LUMPIA INGKANG KAPING 467


Sumber : www.dotsemarang.com 

Beberapa reklame besar sudah terpampang dipinggir jalan. Perayaan HUT kota Semarang ke-467 tahun rupanya siap digelar tengah bulan ini.  Apa saja jadwal acaranya?
Kota Semarang menyiapkan berbagai kegiatan dalam memeriahkan HUT ke-467 pada 2 Mei 2014. Berikut agenda yang dikutip dari semarang.bisnis.com
  • 12-13 April 2014 Gebyar Peringatan HUT Kota Semarang
  • 12-13 April 2014 Jalan sehat dan eksibisi futsal
  • 15 April 2014 Ziarah ke makam Sunan Tembayar di Klaten
  • 17 April 2014 Ziarah ke Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal Semarang
  • 26 April 2014 Pentas wayang kulit dalang Ki Manteb Sudarsono
  • 26-27 April 2014 Wisata dan bakti sosial
  • 29 April 2014 Pengajian dan sholawatan
  • 3 Mei 2014 Semarang Night Carnival
  • 4 Mei 2014 Resepsi HUT Kota Semarang
  • 17 Mei 2014 Festival Perahu Hias dan Lampion
  • 1-30 Mei 2014 Semarang Great Sale

Friday, April 11, 2014

SEMOGA AJANG PEMILIHAN DENOK KENANG 2014 DAPAT BERJALAN SUKSES....


AJANG INI DIADAKAN UNTUK MEMILIH DUTA WISATA TERBAIK UNTUK KOTA SEMARANG............


TIDAK HANYA MEMENTINGKAN KEBAGUSAN DAN KECANTIKAN RUPA PARA FINALISNYA SAJA.....


MELAINKAN, PENGETAHUAN KALIAN AKAN DUNIA WISATA DAN BUDAYA KOTA SEMARANG MENJADI TOLOK UKUR UTAMA DI DALAM MENENTUKAN PEMENANGNYA.....


BAGI YANG TERPILIH, DIHARAPKAN DAPAT MEMBANTU PEMKOT KOTA SEMARANG UNTUK BERKONTRIBUSI DI DALAM MEMAJUKAN DUNIA PARIWISATA KOTA SEMARANG MELALUI AGENDA AWS 2014 " AYO WISATA KE SEMARANG " 


JADI UTAMAKANLAH PENGETAHUAN ILMU KEPARIWISATAAN KALIAN ...KARENA KEELOKAN RUPA HANYA MENJADI PENILAIAN YANG KE NOMOR SEKIAN....


DENOK KENANG SEMARANG 2014

Besok, Denok Kenang Kota Semarang Terpilih

Jumat, 11 April 2014 14:23 WIB

Besok, Denok Kenang Kota Semarang Terpilih
Sejumlah peserta menunggu hasil pengumuman seleksi Denok dan Kenang 2014 di DP Mal, jalan Pemuda, Kota Semarang, Minggu (6/4/2014). Dari total 149 peserta akan dieliminasi menjadi 25 pasang denok dan kenang. 
Laporan Reporter Tribun, Bakti Buwono
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG- Ajang l Pemilihan Denok Kenang 2014 memasukki grand final pada Sabtu (12/4/2014) malam nanti di Krakatau Grand Ballroom Hotel Horison. Kepala Disbudpar Kota Semarang, Masdiana menyatakan, saat ini para denok kenang sedang bersiap-siap untuk tampil.
"Mereka akan kami beri pengarahan terlebih dulu," tutur Masdiana, di kantornya, Jumat (11/4/2014).
Panitia acara, Rosita mengatakan, 25 pasang denok kenang sudah melakukan beberapa kegiatan jelang grand final. Antara lain  audiensi walikota, pembekalan kepariwisataan, bahasa inggris, psikologi. Kemudian tanggal 10 city tour, Lawangsewu-Gereja Blenduk-Sam Poo Kong-Vihara, Masjid Agung Jawa Tengah.
Pada gladi bersih, para denok kenang akan dibekali cara bloking panggung hingga fashion show. Ia berharap demok kenang yang terpilih bisa membanggakan Kota Semarang. (*)

Thursday, April 10, 2014

PEMILU UNIK ALA GUNUNG PATI

Budaya Unik Pikat Warga Untuk Memilih

Para panitia di TPS tersebut menggunakan kostum yang sama dengan pagelaran sesaji Rewanda di kelurahan tersebut.

panitia pemungutan suara,semarang

Panitia Pemungutan Suara di TPS 06 Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Semarang mengenakan kostum kera untuk menarik warga menggunakan hak pilihnya pada Pemilu Legislatif, Rabu (9/4) (Puji Utami/Kompas.com).
Banyak hal unik yang dilakukan panitia pemungutan suara untuk meningkatkan minat warga menuju tempat pemungutan suara (TPS). Seperti yang dilakukan di TPS 06 RT 05 RW 03 Talunkacang, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Semarang, Rabu (9/4).
Para panitia di TPS tersebut menggunakan kostum yang sama dengan pagelaran sesaji Rewanda di kelurahan tersebut.
Sesaji Rewanda adalah pagelaran budaya yang diselenggarakan setiap sepekan usai lebaran. Perayaan tradisi ini juga sebagai napak tilas Sunan Kalijaga saat mencari kayu di wilayah tersebut untuk pembuatan masjid.
Tradisi ini rutin dilakukan sebagai ucap syukur warga pada sang pencipta yang juga ditandai dengan membagikan makanan pada monyet di Goa Kreo.
KPPS di TPS tersebut mengenakan kostum Sunan Kalijaga. Lima orang petugas lain mengenakan kostum pasukan pengawal yang diberinama Nowosongo.
Selain itu juga terdapat empat orang yang mengenakan kostum kera yang dilambangkan sebagai pengikut dan penjaga Sunan Kalijaga. Kostum tersebut berwarna merah, kuning, putih dan hitam.
Sumani selaku KPPS mengatakan hal ini dilakukan dengan tujuan menarik minat warga untuk menggunakan hak pilihnya ke TPS. Selain itu juga untuk ikut mendukung keberadaan Desa Wisata Kandri dengan Goa Kreo sebagai obyek wisatanya.
"Persiapannya kita memang lebih awal dan lebih pagi dari subuh sudah make up, tapi nyatanya minat warga juga luar biasa dan antusias," kata dia.
Di TPS tersebut terdapat 474 pemilih. Puluhan warga juga tampak antri untuk menggunakan hak pilih mereka. Dari sejumlah TPS, jumlah warga yang hadir di TPS ini tergolong lebih ramai dan meriah.
Pada pintu masuk dan keluar juga dipasang janur untuk menyambut para warga.

(Puji Utami/Kompas.com)

Merebaknya Fenomena Niki Sedherek Kulo di TPS

MEREBAKNYA FENOMENA " NIKI SEDHEREK KULO " DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA


Pagi kemarin, tepat pukul 07.30 pagi, aku arahkan langkah kakiku menuju ke tempat pemungutan suara di Perumahanku, Sesampainya di lokasi pemungutan, terdengar riuh suara warga yang sedang berbincang-bincang dengan tetangga dan anggota keluarganya tentang caleg mana yang akan mereka pilih...beberapa belas pasang tangan menunjuk-nunjuk ke arah gambar para peserta pemilu..".nak aku milih iki bu" ....tutur beberapa orang warga di tempat tinggalku, tetapi di sudut lain justru terlihat sikap antusiasme yang berbeda, dengan langkah lemas salah seorang tetanggaku berjalan mendekat ke papan daftar nama caleg dan mengatakan " aku arep milih sopo jal ? ono agnes monica ra ? diselingi dengan gelak tawanya yang membahana....tanpa pikir panjang ada seorang ibu-ibu paruh baya yang mendekat ke arah ibu-ibu pemilih bimbang plus galau tersebut, dan dengan lantang Ia berbisik lirih kepada si ibu-ibu lemas tersebut seraya mengatakan...pilih niki mawon, apik niki amargo sedhereke kulo saking Leyangan ( apa coba hubungan antara ikatan kekerabatan dengan kualitas seseorang calon caleg yang akan bekerja untuk rakyat banyak ? rak kepikiran aku jawabane opo )....lalu dengan suara lirihnya ibu-ibu bimbang tadi menjawab " oh..nggih mangke kulo pilih ..." ( jawaban yang terkesan basa-basi agar si promotor caleg tidak kecewa ) ....padahal belum tentu juga si ibu-ibu lemas tadi mencoblos sang caleg sesuai dengan arahan dari si ibu-ibu paruh baya yang Saya lihat selalu berusaha mendekati beberapa kelompok ibu-ibu dari RT sebelah yang sedang bergrombol di papan bergambar caleg di sudut lain TPS tersebut....Dari fenomena tersebut, kita dapat memahami bahwa dalam dunia perpolitikanpun masih diwarnai dengan ikatan kekerabatan yang begitu kental, tanpa memikirkan imbalan dana apapun , Si caleg dapat dengan mudah mempromosikan dirinya melalui peran anggota keluarganya sendiri yang masih memiliki hubungan darah.....Tapi yang membahayakan dari fenomena ini adalah " takutnya ketika nanti sudah terpilih dan menduduki jabatan anggota legislatif yang katanya terhormat, Si caleg pemenang justru akan mensejahterakan para sedhereknya ( saudaranya ) yang sudah berjasa mempromosikan dirinya hingga menang...semoga tidak terjadi.....kalaupun misalnya terjadi, Sang caleg nakal tersebut harus segera kita arak ke Kantor KPK untuk bergabung dengan tikus-tikus berhati busuk lainnya, karena sejatinya menjadi caleg adalah suatu panggilan jiwa untuk mensejahterakan masyarakat banyak di dapilnya lewat keterwakilannya di gedung DPR yang terhormat, tanpa memikirkan kepentingan individu maupun golongannya.........