Thursday, November 19, 2015

KOTA SEMARANG...TETAP KOKOH DIATAS PERBEDAAN.....

Beberapa hari belakangan ini, berita terbaru yang terkait penyerangan kelompok ISIS di Perancis menyeruak ke seluruh penjuru dunia , ratusan orang banyak yang menjadi korban dan mengalami trauma akibat adanya peristiwa yang mencekam tersebut...kekhawatiran muncul disana-sini, terutama di wilayah negara-negara yang tergabung kedalam kelompok Uni Eropa yang selama ini sangat kontra terhadap kehadiran ISIS di dunia ini....mereka semua cemas dikarenakan sewaktu-waktu bisa saja kelompok ISIS membombardir Kota di wilayah Eropa dengan gencatan peluru modern maupun serangan bom secara brutal tanpa pandang bulu......
  Menengok peristiwa diatas, bersyukur rasanya bagi Saya pribadi bisa dilahirkan di tanah damai bernama Indonesia pada umumnya dan di wilayah Kota Semarang pada khususnya, bisa dikatakan demikian karena kotaku ini memang tempat yang paling toleran dan anti kekerasan di Pulau Jawa (entah itu betul atau tidak..aku cuma mengira-ngira saja dan sesuai pengalaman pribadi)..bagaimana tidak toleran, dahulu pada dekade 90-an akhir , ketika seluruh wilayah di Pulau Jawa dihebohkan dengan fenomena pembantaian dan pemerkosaan masal etnis Tionghoa akibat isu penguasaan ekonomi Indonesia oleh kelompok minoritas (muncul sebutan bahwa orang Tionghoa itu bintang ekonomi) .....Mayoritas etnis Tionghoa yang ada di Kota Semarang tidak merasa begitu terpengaruh dengan fenomena tersebut...kebanyakan dari mereka justru beraktivitas seperti biasanya dan tidak was-was dengan kondisi yang ada.......Hal yang demikian bisa terjadi dikarenakan mayoritas masyarakat Tionghoa di kota Semarang bisa hidup membaur dan bertoleran terhadap sesama manusia yang berasal dari agama lain....Sebagai contoh, dahulu di tahun 2009 ketika masih duduk di bangku SMA, pernah suatu hari Saya mengunjungi perayaan Imlek di kawasan Pecinan Semawis..acara perayaan tahun baru Cina ini berlangsung dari pagi hingga malam, dengan menampilkan berbagai macam seni tradisi khas Tionghoa yang meriah dan diiringi pula oleh hentakan musik barongsai yang bersemangat..tapi yang saya salut dari peristiwa hari itu adalah, dikala jam atau waktu adzan dan sholat lima waktu tiba, seluruh hiburan Tionghoa pada waktu itu berhenti sejenak (ada barangkali sekitar tiga puluh menitan ) untuk menunggu selesainya ritual ibadah umat Islam yang ada di Masjid letaknya hanya beberapa puluh meter dari lokasi Klenteng berada...bahkan aku juga mendengar ada suara sayup-sayup seorang biku (biksu Klenteng) dari dalam Klenteng yang berkata.."mandek sek nang....lagi adzan ning mesjid Kauman....ben tanggane podho ngibadah dhisik, lagi dhewe mengko main maneh "( berhenti dulu nak...sedang ada adzan di mesjid Kauman..supaya tetangga kita yang muslim bisa sholat dulu..sehabis mereka selesai baru kita main atau pentas lagi") ....... dan permintaan pemuka agama Khong Hu Cu tersebut ditanggapi dengan respon yang baik oleh para pelakon pentas Barongsai waktu itu.......
Melihat fenomena hari itu saya merasa takjub dan bangga, karena ternyata di tanah lumpia ini , Saya pribadi masih bisa menemui apa arti kata kebhinekaan yang tunggal ika di tanah air kita tercinta ini...Mungkin kalau di semarang sendiri, nilai-nilai kebhinekaan ini merupakan warisan yang patut untuk dijaga hingga selama-lamanya..karena kalau kita menengok sejarah kota Semarang ke belakang, Kota ini memang berkembang berkat peranan dari warga Tionghoa pendatang dan warga lokal sendiri..ingat peristiwa kedatangan Laksamana Cheng ho kan ? Pada waktu beliau datang ke Semarang, Cheng Ho datang dengan damai tanpa kekerasan..beliau merupakan tokoh yang toleran terhadap perbedaan..bagaimana tidak ? seorang muslim yang taat seperti dirinya harus mengkomandani ribuan armada anak buah kapal yang berasal dari beragam agama kepercayaan leluhur Tionkok sana.......Pokoknya hebat deh...semoga kondisi semarang bisa seperti ini terus untuk selamanya..damai aman dan sejatera lahir dan batin.........Wassalam
 

No comments:

Post a Comment