Topeng bukan hanya sekadar benda yang menempel pada wajah atau
penghias ruangan agar terlihat menawan. Topeng dalam tataran kebudayaan
nusantara memiliki sejarah yang panjang, perkakas ini sudah ada sejak
zaman pra sejarah. Guratan wajah, warna, dan bentuk topeng menyimbolkan
berbagai sifat manusia, yang angkuh, baik, penipu, hingga yang
bijaksana. Seni topeng berpengaruh besar pada lahirnya berbagai seni
pertunjukkan kontemporer Indonesia.
Terinspirasi pada seni topeng itulah akhirnya lahir suatu garapan tari kreasi dari Semarang yang bernama tari Rancak Denok. Sebagai garapan kreasi, tari Rancak Denok mengambil ide dari berbagai seni tari yang menggunakan topeng sebagai propertinya, seperti tari Betawi dan Jawa Barat, serta tidak lupa menggunakan unsur Jawa dan Tiongkok sebagai ruh dalam tarian.
Terinspirasi pada seni topeng itulah akhirnya lahir suatu garapan tari kreasi dari Semarang yang bernama tari Rancak Denok. Sebagai garapan kreasi, tari Rancak Denok mengambil ide dari berbagai seni tari yang menggunakan topeng sebagai propertinya, seperti tari Betawi dan Jawa Barat, serta tidak lupa menggunakan unsur Jawa dan Tiongkok sebagai ruh dalam tarian.
Secara etimologi, nama Rancak Denok berasal dari dua kata, yaitu
Rancak dan Denok. Rancak mempunyai arti cepat dan dinamis, sedangkan
denok sepadan maknanya dengan perempuan. Secara harfiah, nama Rancak
Denok dapat diartikan sebagai tari kreasi Semarangan yang ditarikan oleh
perempuan secara cepat dan dinamis dengan menggunakan properti utama
berupa topeng.
Penari Rancak Denok umumnya berjumlah enam orang. Namun jumlah tersebut bukanlah aturan baku, mengingat jumlah penari bisa ditambah atau dikurangi disesuaikan dengan kebutuhan dan besar kecilnya panggung.
Dari segi busana, para penari Rancak Denok mengenakan kebaya berwarna terang yang dilengkapi dengan kain jarik semarangan. Sementara bagian kepala dibuat konde dengan hiasan bunga yang memperkental pengaruh Tiongkok dalam busana para penari. Setiap penari memegang topeng sebagai properti utama dalam tarian Rancak Denok.
Tari Rancak Denok diiringi oleh musik Gambang Semarang. Sama halnya dengan Gambang Keromong Betawi, pada gambang Semarang, kreasi musiknya juga ditentukan oleh pemain salendro. Namun sebagai garapan kreasi, tari Rancak Denok lebih sering diiringi oleh musik gambang secara digital daripada secara langsung, mengingat iringan musik dalam tarian ini hanya menjadi pelengkap saja, tidak menjadi satu bagian yang utuh dalam tarian. [AhmadIbo/IndonesiaKaya]
Penari Rancak Denok umumnya berjumlah enam orang. Namun jumlah tersebut bukanlah aturan baku, mengingat jumlah penari bisa ditambah atau dikurangi disesuaikan dengan kebutuhan dan besar kecilnya panggung.
Dari segi busana, para penari Rancak Denok mengenakan kebaya berwarna terang yang dilengkapi dengan kain jarik semarangan. Sementara bagian kepala dibuat konde dengan hiasan bunga yang memperkental pengaruh Tiongkok dalam busana para penari. Setiap penari memegang topeng sebagai properti utama dalam tarian Rancak Denok.
Tari Rancak Denok diiringi oleh musik Gambang Semarang. Sama halnya dengan Gambang Keromong Betawi, pada gambang Semarang, kreasi musiknya juga ditentukan oleh pemain salendro. Namun sebagai garapan kreasi, tari Rancak Denok lebih sering diiringi oleh musik gambang secara digital daripada secara langsung, mengingat iringan musik dalam tarian ini hanya menjadi pelengkap saja, tidak menjadi satu bagian yang utuh dalam tarian. [AhmadIbo/IndonesiaKaya]
No comments:
Post a Comment