Monday, December 23, 2013

SELAMAT NATAL 2013 UNTUK SELURUH UMAT KATHOLIK DAN KRISTEN DI INDONESIA



Gereja Blenduk : lokasi pusat perayaan natal bagi umat kristen protestan di Semarang 


Misa natal dengan menggunakan tata cara adat Jawa.....banyak dilakukan di gereja-gereja Jawa dan Gereja umum yang berada di wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur....

Mbah Santakon ( Santa berbelangkon ) mengucapkan selamat natal 2013...ho..ho..ho..ho...


PENULIS GOJEG SEMARANGAN MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA NATAL 2013 KEPADA SELURUH UMAT KATHOLIK DAN KRISTEN 
DI SELURUH INDONESIA 

SEMOGA DAMAI NATAL DAN KASIH TUHAN TERPANCAR UNTUK SEMUA UMAT-NYA DI BERBAGAI PENJURU DUNIA DAN MEMBERIKAN KESELAMATAN HIDUP BAGI KITA 

..AMIIEN..


SLAMET NATALAN NDA 2013...MUGO-MUGO DAMAI NATAL ISO MIGUNANI LAN MARINGI KEDAMAIAN NGANGGO KABEH UMAT SA'DONYA....

Saturday, December 21, 2013

VIDEO TERBARU PANDUAN WISATA BUMI LUMPIA



Berdurasi 23.56 menit, video yang diunggah tanggal 3 November ke Youtube ini adalah karya yang dibuat untuk sebuah tugas Akhir. Pengupload sendiri berinisial Indonesia banget. Video ini berisi tempat-tempat wisata yang ada di Semarang seperti Masjid Agung Jateng, Lawang Sewu dan masih banyak lagi. Dengan konsep travelling, video ini memang mengajak teman-teman untuk mengetahui informasi apa saja yang berhubungan dengan pariwisata di kota Lumpia.
Sumber : Youtube

SELAMAT HARI IBU.....UNTUK SELURUH IBU DI INDONESIA.......( 22 DESEMBER 2013)




IBU MENJADI BAGIAN DARI HIDUPKU.....PENGETAHUAN AKAN HIDUP YANG BERMANFAAT AKU DAPAT DARI KISAH-KISAH INSPIRATIF YANG SELALU IA DONGENGKAN KEPADAKU DI MALAM HARI........


BELAIAN LEMBUT KASIHNYA SELALU MENYERTAI KEHIDUPANKU....


DIKALA AKU SEDIH IA SELALU MENJADI PENGHIBUR TERBAIK BAGIKU....TETAPI TERKADANG DIKALA AKU SEDANG SENANG AKU LUPA AKAN IBUKU.....ITULAH HAL BODOH YANG PERNAH AKU LAKUKAN DAN AKU BERJANJI AKAN SELALU INGAT AKAN JASA IBUKU......


IA SELALU MENEMANIKU....SETIAP SAAT.....SETIAP WAKTU.....DAN JIKA BISA SAMPAI SELAMANYA AKU INGIN MENEMANI HARI-HARI IBUKU TERSAYANG....




Friday, December 20, 2013

KAPAN KOWE KABEH BAKAL MAMPIR NING SEMARANG???....ORA USAH NGENTENI SUWE-SUWE.....NING AKHIR TAUN IKI AYO PODHO TAHUN BARUNAN NING SEMARANG...









Bulan Desember adalah bulan terakhir setiap tahun, ya pastilah. Hehe. Di akhir tahun biasanya kita akan merayakan malam pergantian tahun bersama teman-teman atau pun pacar dan keluarga. Jika Anda sedang di semarang dan bingung akan merayakan tahun baru dimana? banyak tempat-tempat yang asyik untuk dikunjungi saat pergantian tahun baru di semarang. Berikut Ini 3 tempat yang selalu ramai dikunjungi warga Semarang saat pergantian tahun baru nanti:

1. Simpang Lima Semarang 
Lokasi ini memang selalu ramai dikunjungi saat pergantian tahun baru, banyak para muda-mudi yang merapat ke sini. Simpang Lima masih menjadi paru-paru kota dan sangat banyak dinikmati untuk menyambut detik-detik pergantian tahun setiap tahunnya. Biasanya sekitar pukul 18:00 WIB, jalan menuju Simpang Lima sudah mulai di blokir dan di tutup, dan dipadati para masyarakat yang antusias melihat pesta kembang api yang banyak di nantikan orang. Simpang Lima merupakan pusatnya pesta kembang api di Semarang dan juga ada panggung hiburan yang sering di isi para band-band ibu kota.
 2. Daerah Semarang Atas


Untuk melihat pesta kembang api diperlukan tempat yang tinggi untuk melihat keindahan pesta kembang api yang dihadirkan. Di Semarang kita dapat menikmatinya di Gombel, Rinjani, dan masih banyak lagi yang lain. Beberapa tempat yang biasanya mengadakan perayaan tahun baru di daerah atas adalah Rinjani View dan Restaurant Alam Indah. Kedua tempat tersebut biasanya mengadakan pesta kembang api dan live music. Pemandangan malam di daerah Semarang Atas memang tampak lebih indah di dukung dengan hiasan lampu-lampu dari kota bawah. Tempat yang sangat romantis jika ingin menghabiskan malam pergantian tahun bersama pasangan. Tempat-tempat seperti ini cocok untuk anda yang tidak ingin terjebak macet dan tidak suka keramaian.
3. Pantai Marina
Pantai Marina juga merupakan salah satu rekreasi pantai di kota Semarang, bersebelahan dengan arena PRPP dan Maerokoco. Tempat ini juga menjadi salah satu tujuan warga Semarang untuk menghabiskan malam pergantian tahun. Tempat ini juga biasanya mengadakan perayaan tahun baru dan Pesta Kembang Api. 
Anda tertarik mengunjungi salah satu tempat di atas? Daripada malam pergantian tahun baru nanti anda tidak tahu harus kemana, lebih baik coba kunjungi salah satu tempat di atas bersama teman-teman, kerabat, keluarga, atau pasangan Anda. Semangat buat perayaan akhir tahun baru nanti ya!

Thursday, December 19, 2013

TANGGAP WARSONE STASIUN SEPUR AMBARAWA KAPING 140 TAUN....

140 TAHUN STASIOEN KERETA API AMBARAWA 

abr104_2

Pemukulan gong tanda dibukanya acara "140 Tahun Stasiun Kerera Api Ambarawa" oleh perwakilan dari Gubernur Jawa Tengah dengan disaksikan oleh jajaran PT. KAI & DishubKomInfo Jawa Tengah.

1873 – 2013, 140 tahun bukanlah umur yang sedikit, terutama untuk sebuah bangunan, apalagi untuk sebuah Stasiun Kereta Api, terkait hal tersebut PT. KAI Daerah Operasi 4 Semarang bersama dengan Unit Conservation, Heritage & Design Architecture mengadakan peringatan 140 Tahun Museum Ambarawa pada hari Minggu (29/09).

abr104_1

EVP Unit Conservation, Heritage & Design Architecture Ibu Ella Ubaidi memberikan kata sambutan di hadapan para undangan.

Bertempat di kompleks Museum Ambarawa, acara ini diisi dengan berbagai macam acara seperti fashion show, penampilan kesenian daerah, lomba fotografi, lomba mewarnai  untuk anak – anak, Selain itu ditampilkan juga rencana pengembangan kompleks Stasiun Ambarawa yang masih dalam tahap revitalisasi hingga saat ini.

abr104_3

Penanaman pohon oleh perwakilan dari PT. KAI, PemProv Jawa Tengah & DisHubKomInfo Jawa Tengah sebagai bentuk penghijauan di kompleks Stasiun Kereta Api Ambarawa.

Stasiun Ambarawa merupakan salah satu stasiun cagar budaya yang terdapat di Ambarawa, Stasiun ini dibangun 21 Mei 1873 dan diberi nama Willem 1 menurut nama Raja Belanda yang berkuasa pada saat itu. Pada masa pengoperasiannya di masa kolonialisme Belanda, Stasiun Willem I digunakan sebagai sarana transportasi militer di sekitar Jawa Tengah. Saat ini Kompleks Stasiun Ambarawa masih dalam tahap revitalisasi dan penataan kembali, sehingga ditutup untuk umum hingga selesainya proyek revitalisasi tersebut. 

abr104_4

Salah satu lomba yang dilombakan dalam acara ini adalah lomba mewarnai untuk anak-anak, diharapkan dari lomba ini para anak-anak dapat lebih mencintai kereta api dari dini.

AKHIRNYAA.....Gedung Sarekat Islam Semarang Bakal Dipugar Tahun Depan

Gedung Sarekat Islam Semarang Bakal Dipugar Tahun Depan

Komunitas  Ontel Semarang ikut berpatisipasi menjenguk bangunan Sarekat Islam (SI) di jalan Gedong Selatan, Kota Semarang, Jateng, Kamis (15/8/2013). Berbagai komunitas dan pengaman budaya di Semarang menjenguk gedung SI untuk berembug dalam peyelamatan bangunan yang berdiri sejak 1916 ini. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Yayan Isro Roziki
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG

Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng menganggarkan dana sekitar Rp 600 juta, untuk pemugaran bangunan bersejarah Sarekat Islam (SI) atau kekinian disebut Gedung Rakyat Indonesia (GRI).
Dana sebesar itu, diusulkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jateng 2014.
"Anggaran itu sudah kami usulkan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jateng," kata Kepala Seksi Perlindungan Cagar Budaya BPCB Jateng, Gutomo kepada Tribun Jateng, Selasa (12/11/2013).
Anggaran itu, lanjut Gutomo, berdasarkan perhitungan tim tersendiri dari BPCB. Diceritakannya, sejak Pemkot melakukan penyelamatan darurat pada awal Oktober lalu, pihaknya juga menerjunkan tim untuk menghitung perkiraan biaya yang diperlukan guna memugar gedung bersejarah itu.
"Nantinya gedung SI akan dikembalikan ke bentuk semula. Semoga usulan anggaran ini disetujui," harap dia.
Ia mengatakan, pihaknya juga sudah mengkoordinasikan usulan anggaran ini dengan Pemkot. Dengan begitu, pemkot tidak perlu lagi membuat anggaran khusus untuk pemugaran bangunan yang berada di Kampung Gendong itu.
"Usai pemaparan hasil kajian pada 24 Oktober kemarin, kami terus menjalin komunikasi dengan Pemkot," ujar Gutomo.
Kepala Bidang Sejarah Purbakala (Kabid Sepur) Disbudpar Jateng, Djoko Dj, membenarkan adanya usulan anggaran dari BPCB untuk pemugaran GRI. Menurutnya, anggaran itu masuk dalam pos anggaran rutin, guna renovasi gedung cagar budaya di Jateng. "Tapi rincian jumlah pastinya berapa saya tidak ingat," kata Djoko.
Namun, dipastikannya, anggaran itu sudah diusulkan ke DPRD Jateng untuk ditindaklanjuti. "Sudah kami serahkan ke Dewan," sambungnya.
Anggota Komunitas Pegiat Sejarah (KPS) Semarang, Yunantyo Adi S, sangat mendukung langkah maju BPCB ini. Di samping itu, dia juga mengapresiasi langkah kooperatif dari PemkotSemarang. "Kami sebagai masyarakat tentu mendukung. Kami tinggal menunggu realisasinya saja," ucapnya.
Pantauan Tribun, keberadaan bangunan SI sudah rusak parah. Lantai tegel dalam kondisi mengelupas, tembok rapuh, serta atap yang berlubang.
Bangunan SI yang didirikan 1919 ini dinilai sarat sejarah pergerakan nasional dan perjuangan Bangsa Indonesia. Pada masa awal, gedung itu pernah menjadi sekolah bagi anak-anak pribumi yang dikembangkan Tan Malaka, pimpinan SI diSemarang.
Tokoh-tokoh politik silih berganti pernah mendatangi gedung yang berlokasi di Kampung Gendong, Kelurahan Sarirejo, Kecamatan Semarang Timur. Di antaranya, pada rentang 1930-1938,GRI Gendong itu pernah didatangi di antaranya Bung Karno, Bung Hatta, Sutan Syahrir, AK Gan, Amir Syarifudin, Muhammad Yamin, Woejaningrat, dan dr Soetomo.
Pada waktu Pertempuran Lima Hari di Semarang, gedung eks SI itu dipergunakan sebagai Pos Palang Merah.
Beberapa waktu lalu, BPCB Jateng memberikan rekomendasi kepada Pemkot bahwa gedung tersebut berstatus cagar budaya karena nilai sejarahnya.
Hal itu pun ditindaklanjuti. Pemkot Semarang memberikan bantuan berupa penyelamatan sementara bangunan tersebut agar tidak roboh. Tindakan yang dilakukan yaitu pemasangan tiang bambu untuk menopang konstruksi bangunan.  
Namun, hingga kini, atap yang berlubang belum teratasi. Saat ini Pemkot masih memproses terkait pemberian dasar hukum status cagar budaya gedung tersebut.


Wednesday, December 18, 2013

ANDAIKAN SAJA KOTA LAMA SEMARANG BISA DIKEMBALIKAN KEINDAHANNYA SEPERTI DI ERA KOLONIAL DULU........ADAKAH YANG BISA MEREALISASIKANNYA ?


Gambar Kartu Post yang diterbitkan oleh Post Kantoor Belanda di Semarang

Dahulu kawasan kota lama sangat asri dikelilingi oleh rimbunnya pepohonan hijau yang membuat kawasan ini semakin sejuk.......ditambah dengan pemandangan kali Semarang yang sangat jernih dan dipenuhi oleh ratusan ikan yang menghuninya......puluhan noni dan sinyo Belanda hilir mudik setiap hari di kawasan ini dengan menggunakan sepeda onthel, dokar, maupun berjalan kaki sembari menikmati sejuknya hawa Little Neitherland......TAPI KINI APA YANG TERSISA DARI SEMUA GAMBARAN DIATAS ????

Gambar bangunan yang ada pada kartu pos diatas di era sekarang .....SANGAT BERBEDA SEKALI........


OLEH KARENA ITU.....MARI KITA DUKUNG PERBAIKAN KAWASAN KOTA LAMA AGAR KEINDAHANNYA DAPAT KEMBALI LAGI DAN SEMAKIN NGANGENI 




Monday, December 16, 2013

ORGEL BAROK ( PIANO KLASIK ) SATU-SATUNYA DI INDONESIA DAN HANYA ADA DI GEREJA BLENDUK


GPIB IMMANUEL SEMARANG (Orgel Sejarah)

Selain bentuknya yang unik, Gereja ini juga mempunyai keunikan lain di dalamnya, seperti alat musik tempo dulu yaitu Orgel atau sebutannya Orgel Barok (Baroque) menurut yang saya yang saya baca, Musik Baroque/ Barok merupakan istilah untuk mengkategorikan "mutiara yang tidak berbentuk wajar" sangat pas dengan seni dan perancangan bangunan pada era ini. 


Gambar 1 : Orgel sebelum mengalami perbaikan, gambar by 0odz

Perkembangan peradaban manusia (termasuk seni) dalam sebuah era yang terjadi di Eropa. Sekitar tahun 1600-1750, gerakan ini terjadi. Oleh karena itu, merupakan bagian akhir dari zaman renaisance dan merupakan awal gerakan protestantism yang terjadi di Jerman bagian utara dan Belanda. Baroque mempunyai arti mutiara pelengkap yang bentuknya tidak teratur atau tidak simetris. Dalam hal ini, karya-karya seni yang tercipta pada zaman baroque juga merupakan cerminan keadaan zaman tersebut sehingga memiliki ciri-ciri khusus yang tentunya berbeda dengan corak seni pada zaman-zaman sebelumnya. Menurut Barnes, corak seni baroque mengandung unsur tekanan yang kuat, kekuatan emosi, dan sesuatu yang elegan (Barnes, 2005).
Arsitektur baroque mempunyai ciri-ciri tersendiri. Menurut Sullivan (2005), bahwa karateristik seni Baroque terbentuk dari beberapa unsur, seperti sense of movement, energy dan tension.
Beberapa kota yang menganut aristektur Baroque memiliki fungsi sebagai tempat ibadah, sebagai pusat pemerintahan, tempat ziarah dan tempat pusat interaksi kegiatan masyarakat baik formal maupun informal.
Beberapa komponis Zaman Barok seperti,   
Pada zaman tersebut, piano belum ditemukan, dan komposisi dikarang untuk hapsicord. Partitur musik di zaman Barok ditandai dengan tidak adanya iringan atau polifoni. Karya JS Bach untuk hapsicord lazim mempunyai dua melodi atau lebih untuk tangan kanan dan tangan kiri.

Gambar 2 : Orgel sedang menjalani perbaikan, gambar by Yulianto Qin

Musik Barok lazimnya hanya mencerminkan satu jenis emosi saja. Dibanding dengan Musik Klasik dan Romantik, musik Barok jarang mempunyai modulasi atau rubato. Untuk komposisi piano, pedal jarang digunakan saat memainkan musik Barok.
Kini Orgel zaman Barok yang ada GPIB IMMANUEL SEMARANG hanya menjadi saksi bisu sejarah zaman penjajahan kolonial sewaktu masih menduduki kota Semarang. Itulah sedikit sejarah yang menceritakan perjalanan dari Orgel zaman Barok (Baroque) yang ada di GPIB IMMANUEL SEMARANG yang sekaligus menjadi objek daya tarik wisata di kota Semarang.

ARCA JIWA DI LAWANG SEWU ( YANG DULU HILANG DAN KINI TELAH KEMBALI )


Ditahun-tahun awal berdirinya, bangunan utama lawang sewu ini tidak memiliki relief arca jiwa sebagai hias atapnya 


Baru pada tahun 1930-an, arca jiwa resmi dipasang pada atap gedung ini ( yang dilingkarai merah )


setelah dipasang, Arca jiwa sempat menghilang lama selama berpuluh-puluh tahun .....

Dan pada tahun 2009, arca jiwa ( replika ) dipasang kembali di lawang sewu sebagai langkah preservasi bangunan cagar budaya ini ...........







SEMARANG TENGAH- ”Arca jiwa” pada bangunan Lawangsewu yang selama puluhan tahun hilang, dikembalikan ke tempat semula. Arca yang terpacak di puncak atap bagian depan itu bukan asli, melainkan hanya tiruan.

Keberadaan arca berlanggam dominan Jawa di bangunan bergaya Eropa itu sepintas terlihat janggal. Namun, menurut Kepala Pusat Pelestarian Benda dan Aset Bersejarah PT Kereta Api, Ella Ubaidi, arca jiwa adalah ornamen asli yang ada pada saat bangunan itu dibuat. Untuk itu didasarkan pada data dan foto asli Lawang Sewu dari Belanda.

Dalam foto itu terlihat arca jiwa terpasang di puncak atap bagian depan bangunan, terletak di antara dua menara. Arca itu, lanjut Ella, salah satunya melambangkan simbol Nederlandsch Indie Spoorweg Matskapij (NIS). ”Arca ini bisa disebut sebagai jiwa atau simbol NIS. Ia hanya berfungsi sebagai ornamen penghias saja,” ujarnya.

Arca jiwa yang berukuran sekitar 1 x 0,5 meter, berlanggam campuran Jawa, Islam, dan Eropa. Wujud utuhnya menyerupai nisan yang berdiri tegak.

Di dalamnya terdapat relief kalamakara (rahang atas kepala banaspati) serta roda kereta api yang dilengkapi dua buah sayap. Mengacu pada bangunan candi Jawa, kalamakara berfungsi sebagai penolak bala.

Arca tersebut sudah hilang dicuri orang pada zaman pendudukan Jepang. Karena keberadaanya sudah tidak bisa dilacak lagi, PT KA memesan arca tiruan dari perajin di Muntilan, Magelang.

”Awalnya kami sempat melihat ada yang janggal dari bentuk bagian depan Lawang Sewu. Bentuk kotak yang memotong segitiga itu semacam dudukan, atau tempat untuk meletakkan sesuatu. Setelah menelusuri melalui berbagai literatur, kami mendapatkan bentuk asli yang hilang yakni arca,” papar Ella.

Patung Ganesha

Selain ”arca jiwa”, di bagian depan bangunan dulunya juga terdapat patung Ganesha. Literatur tentang Ganesha tersebut sampai saat ini juga masih sedang dicari.

Ir Kriswandhono, pendamping teknik konservasi Lawang Sewu mengatakan, menurut data arca tersebut ada pada era 1920-1930. Bentuk roda bersayap itu sama dengan gambar yang ada di kaca patri hall gedung utama, yang merupakan simbol NIS.

”Sebetulnya masih banyak lagi bagian dari bangunan Lawang Sewu yang hilang dan belum dikembalikan. Seperti lengkung di bawah kalamakara, disana ada mozaik yang hilang entah kemana,” tutur dia.

Menurut Guru Besar Arsitektur Undip, Prof Ir Totok Roesmanto MEng, prinsip preservasi adalah mengembalikan bangunan bersejarah ke bentuk aslinya. Jika perlu melakukan penyesuaian konstruksi untuk fungsi baru, sebisa mungkin tidak terlihat mencolok.

Terkait preservasi Lawangsewu, prinsip itu mutlak diterapkan. Bagian yang telah hilang, sebisa mungkin dikembalikan. Apa yang bersifat tambahan, sebaiknya dihilangkan.

Pendapat senada dikemukakan arsitek dan perencana kota Ir Widya Wijayanti MPh Murp. Namun dalah proses preservasi, ia lebih menekankan pada sisi pemanfaatan, apakah bisa menjamin kelestarian bangunan itu. Penyesuaian terhadap fungsi baru tidak masalah, sejauh masih dalam koridor yang diizinkan. 

Friday, December 13, 2013

SOEKARNO-SOEKARNO DALAM DUNIA PERFILMAN DAN PERIKLANAN


FILM-FILM DAN IKLAN-IKLAN YANG MENAMPILKAN SOSOK SOEKARNO ( DIPERANKAN OLEH AKTOR TERSOHOR DARI DALAM DAN LUAR NEGERI YANG MEMILIKI KEPINTARAN AKTING YANG MUMPUNI ) 

1. MENJADI SOEKARNO ALA ALM. UMAR KAYAM ( dalam film G-30 SPKI )






JAKARTA, RIMANEWS - Untuk memerankan Presiden Soekarno pada film Pengkhianatan G 30 S/PKI, Umar Kayam rela dibotaki. Kayam digunduli agar terlihat mirip dengan Soekarno.

Kendati demikian, ia tidak jera untuk melakonkan tokoh yang sama. "Asal diberi waktu mempersiapkan diri," ujar Kayam dalam artikel Pengkhianatan Bersejarah dan Berdarah di Majalah TEMPO edisi 7 April 1984.
Pengkhianatan G30S-PKI merupakan film propaganda yang dirilis pada 1984. Film ini merupakan versi rezim Orde Baru terhadap peristiwa 30 September 1965 dan 1 Oktober 1965 di Jakarta. Peristiwa itu berbuntut pada tumbangnya Soekarno yang digantikan rezim Soeharto.
Saat syuting film itu, Kayam bisa tidur di ranjang Soekarno di Istana Bogor dan naik jipnya. ”Edannya, para pelayan di Istana Bogor sungguh menganggap saya Bung Karno,” ujar Kayam dalam suatu wawancara dengan Tempo.
Kayam, banyak teman yang memanggilnya Uka, sebenarnya bukan bintang film. Dosen sosiologi sastra Fakultas Sastra Universitas Gajah Mada ini lebih dikenal sebagai seniman. Orang sering mendapatinya sedang bersepeda di kampus, atau bergurau seru di warung kopi.
Kayam memiliki pandangan yang berseberangan dengan Soekarno soal film. Ketika menjadi Direktur Jenderal (Dirjen) Radio, Televisi, Film Departemen Penerangan (1966-1969), Kayam membolehkan kembali film Barat masuk ke Indonesia. Sebelumnya, Soekarno sempat melarang film Barat masuk ke Indonesia.
Selain dikenal sebagai sastrawan, Kayam juga menulis skenario film. Jalur Penang dan Bulu- Bulu Cendrawasih, yang difilmkan pada 1978, adalah buah penanya. Kolumnis ini rajin menulis di berbagai media massa. Tulisannya berbau renungan, tetapi tidak hendak mengajak berpikir berat.
Kayam lahir di Ngawi, Jawa Timur, pada 30 April 1932. Ia mengembuskan napas terakhirnya pada 16 Maret 2002. [tmp]


2. MENJADI SOEKARNO ALA MIKE EMPERIO ( dalam film living dangerously ) 


<!--smart_paging_autop_filter--><!--smart_paging_filter--><p><b>MIKE EMPERIO – <em>THE YEAR OF LIVING DANGEROUSLY</em> (1982)</b></p>
<p>Salah satu kemunculan paling awal tokoh Presiden Soekarno di film fiksi ternyata ada dalam sebuah film <b>produksi kolaborasi Australia dan Hollywood</b>. <em>The Year of Living Dangerously</em> karya <b>Peter Weir</b> ini mengisahkan tentang seorang wartawan Australia yang ditugaskan meliput di Jakarta ketika terjadi gejolak politik di Indonesia tahun 1965. Tokoh Soekarno yang menjabat Presiden RI pada era tersebut dimainkan oleh aktor asal Filipina, Mike Emperio, yang hanya muncul sebentar dalam dua adegan tanpa dialog.</p>
<p>Kenapa Filipina? Karena kontennya yang sensitif kala itu, film ini tidak diizinkan syuting langsung di Indonesia, sehingga akhirnya syuting pindah ke Manila, Filipina, termasuk meng-<em>casting</em> aktor-aktor setempat sebagai orang Indonesia. Film ini turut dibintangi <b>Mel Gibson</b>, <b>Sigourney Weaver</b>, dan aktris <b>Linda Hunt</b> yang memperoleh <b>Piala Oscar</b> untuk perannya sebagai seorang pria di film ini.</p>

Salah satu kemunculan paling awal tokoh Presiden Soekarno di film fiksi ternyata ada dalam sebuah film produksi kolaborasi Australia dan Hollywood. The Year of Living Dangerously karya Peter Weir ini mengisahkan tentang seorang wartawan Australia yang ditugaskan meliput di Jakarta ketika terjadi gejolak politik di Indonesia tahun 1965. Tokoh Soekarno yang menjabat Presiden RI pada era tersebut dimainkan oleh aktor asal Filipina, Mike Emperio, yang hanya muncul sebentar dalam dua adegan tanpa dialog.

Kenapa Filipina? Karena kontennya yang sensitif kala itu, film ini tidak diizinkan syuting langsung di Indonesia, sehingga akhirnya syuting pindah ke Manila, Filipina, termasuk meng-casting aktor-aktor setempat sebagai orang Indonesia. Film ini turut dibintangi Mel Gibson, Sigourney Weaver, dan aktris Linda Hunt yang memperoleh Piala Oscar untuk perannya sebagai seorang pria di film ini.

3. MENJADI SOEKARNO ALA MARTIN SCHWAB ( dalam film soekarno Blue ) 




Semi-biographical narrative in which the protagonist director Hans Hylkema, goes in search of the historic past of the former Indonesian president Sukarno. In the archives of the Theatre Institute in Amsterdam, Hylkema finds a film in which President Sukarno stars in a play he wrote himself, performed in the Tropical Institute. Incredulity is the reaction, because officially the president has never been to Holland. This is followed by a reconstruction of the best kept secret of Soestdijk Palace: the secret visit by Sukarno to Queen Juliana in the spring of 1949. In the form of a documentary, historical archive footage and fictional material are used to frame the find of Sukarno's play. The story of a charismatic leader who loved his country, people, women, art and above all himself.


4. MENJADI SOEKARNO ALA SOULTAN SALADIN ( dalam film GIE )




Perannya dalam memerankan Soekarno tua sangatlah apik ..sampai-sampai Ia rela menggundul rambutnya hanya untuk memainkan bagian adegan akhir-akhir kejatuhan bung Karno .........dalam film GIE 


5. MENJADI SOEKARNO ALA RAHMAT KARTOLO 


Seorang seniman Jawa Timur yang pernah memainkan tetater tentang biografi Soekarno  

6. MENJADI SOEKARNO ALA EDY SUD 


FILM SOEKARNO-NYA TIDAK BEREDAR TAPI SUDAH SELESAI SYUTING ( sayang disayang )



7. MENJADI SOEKARNO ALA DONNY DAMARA ( dalam film tjinta fatma ) 




Tak banyak orang yang mengetahui latar belakang percintaan Bung Karno dan Fatmawati di Bengkulu. Mungkin hal itu yang memberi inspirasi pada Guruh Soekarno Putra, untuk memfilmkan kisah cinta kedua orang tuanya itu dalam sebuah film TV berjudul TJINTA FATMA. Tentang awal berseminya cinta mereka, seperti dituturkan Bung Karno dalam otobiografinya, terjadi saat mereka berjalan-jalan pada sore hari. Bertanyalah Fatma kepada Bung Karno, "Jenis perempuan mana yang Bapak sukai?"


Bung Karno memandang gadis desa putra tokoh Muhammadiyah berbaju kurung merah dan berkerudung kuning itu, seraya menjawab, "Saya menyukai perempuan dengan keasliannya. Bukan wanita modern pakai rok pendek, baju ketat dan gincu bibir yang menyilaukan."


8. MENJADI SOEKARNO ALA ANJASMARA ( Dalam teater Dharma Gita Maha Guru )




UNTUK ketiga kalinya Anjasmara memerankan tokoh karismatik Ir Soekarno. Ada beberapa adegan dan dialog yang membuatnya merinding. Pertunjukan teater Dharma Gita Maha Guru yang berlangsung 13 Juli-15 Juli lalu di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, menyisakan pujian. Mengangkat kisah Presiden pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno, dari lahir hingga wafat, tiketnya sold out.

Kesuksesan pertunjukan yang disutradarai Rahmawati Soekarnoputri, anak Soekarno, tidak lepas dari penampilan Anjasmara (36) yang ciamik. Tidak hanya wajah Anjas yang mirip Bung Karno,  bahasa tubuhnya juga. “Banyak yang menilai wajah saya mirip Bung Karno. Apalagi kalau saya memakai busana khas Bung Karno,” ucap Anjas di rumahnya yang asri dan klasik, Kamis (19/7) lalu.
Sejatinya, Anjas sudah 3 kali memerankan Bung Karno. Yang pertama untuk serial FTV, kedua teater, dan ketiga di Dharma Gita Maha Guru. Kali pertama memerankan tokoh Bung Karno, Anjas grogi. Dia bertemu Bung Karno dalam mimpi. “Saya mimpi bertemu beliau. Dalam mimpi, saya membawa tas Bung Karno hingga ke dalam kamarnya. Begitu juga saat saya memerankan Bung Karno di sebuah pertunjukan teater. Padahal di pertunjukan teater itu saya memerankan Bung Karno tanpa dialog. Saya yakin dipercaya memerankan tokoh Bung Karno tidak hanya karena saya mirip beliau, tapi juga ada pertimbangan profesional lainnya,” jelas Anjas.
Akan tetapi suami Dian Nitami ini merasa belum maksimal memerankan Bung Karno. Maka, ketika Rahmawati Soekarnoputri, yang juga ibu tiri  Anjas, memintanya kembali memerankan Bung Karno,  dia menyetujuinya. Awalnya bukan Anjas pemerannya. Tapi entah kenapa, sebulan sebelum pertunjukan ada pergantian pemain. “Saya memerankan tokoh Bung Karno bukan karena dekat dengan Bu Rahmawati. Ini murni profesional,” ucapnya.
Pertimbangan lain Anjas menerima tawaran itu, karena miris tidak ada lagi tokoh bangsa ini yang sehebat Bung Karno, idolanya. “Dengan adanya pertunjukan itu, kami mencoba mengingatkan masyarakat bahwa kita pernah memiliki tokoh, pahlawan dan, pendiri bangsa ini yang luar  biasa hebat dan diakui dunia,” ucap Anjas.

9. MENJADI SOEKARNO ALA IMAM WIBOWO ( dalam film Soegija dan Ruma Maida ) 
Sosoknya begitu lekat dengan dunia radio indonesia. Selama 13 tahun telah ia jalani sebagai penyiar sekaligus program director di beberapa stasiun radio. Komunikasi memang menjadi passion-nya, walaupun dahulu jalur akademik membawa dirinya kepada bidang lain, yakni ekonomi. Suaranya yang berwibawa mengantarkan Imam mengemban peran besar, yakni sebagai sang proklamator, Soekarno, dalam film Ruma Maida dan  Soegija .

10. MENJADI SOEKARNO ALA ARIO BAYU ( Dalam film Soekarno : Indonesia Merdeka )
Film Sukarno 22
Film Sukarno 23
Film Sukarno 6
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mendapatkan peran sebagai Soekarno dalam film besutan Hanung Bramantyo merupakan tantangan bagi Ario Bayu. Aktor kelahiran 6 Februari 1985 ini sebelumnya sempat ragu untuk mengambil peran ini. 



"Sedikit mau menolak, agak nggak PD (percaya diri) saat ditawarin," kata dia usai pemutaran film Soekarno, Selasa (10/12) malam di Jakarta.  
Setelah melalui banyak pertimbangan, Ario akhirnya memutuskan menerima tantangan tersebut.
"Mendalami karakter itu ada metodenya, ada rumusan yang harus diikuti," ujarnya.

Selain soal rumusan, sebut Ario, yang lebih utama adalah bagaimana seorang pemain fokus mendalami karakter dan memerankannya sesuai keinginan sutradara. 

Film Soekarno akan tayang mulai hari ini, Rabu (11/12). Sadar akan memerankan salah satu tokoh penting di Indonesia juga dunia, Ario kemudian memperdalam karakternya dengan membaca banyak buku juga video tentang Soekarno. 


11. MENJADI SOEKARNO ALA BAIM WONG ( Dalam Film Ketika Bung di Ende ) 





TRIBUNNEWS.COM, ENDE - Film tentang kisah perjuangan Bung Karno berjudul Ketika Bung di Ende, dibuat di Ende sejak September 2013. Film tersebut didukung oleh artis dan aktor papan atas, yakni Baim Wong, yang membawa peran sebagai Soekarno dan Paramita Rusady sebagai ibu Inggit Garnasih.

Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Prof. Dr. Endang Sukarwati, mengatakan salah satu kegiatan Direktorat Pembinaan Kesenian Dan Perfilman pada tahun 2013, adalah memfasilitasi Produksi Film Soekarno.
Kegiatan fasilitasi produksi film Soekarno dilakukan untuk memproduksi film cerita berkualitas yang mengandung nilai budaya, kearifan lokal dan pembangunan karakter bangsa sebagai alat pembentukan jati diri bagi generasi muda.
Pemilihan tema cerita perihal Presiden Indonesia pertama tersebut dirasakan sangat tepat, mengingat beliau merupakan figur bapak bangsa yang memegang teguh budaya lokal. Pribadinya mencerminkan kearifan lokal, berkarakter dan berjiwa kebangsaan.
Pemilihan sosok Soekarno sebagai tema pembuatan film cerita sangat relevan dalam konteks saat ini. Karena baik disadari atau tidak, rasa kebangsaan dan cinta tanah air pada generasi muda saat ini semakin memudar. Oleh karena itu, melalui film Soekarno ini diharapkan dapat menumbuhkembangkan dan memperkuat rasa kebangsaan di kalangan generasi muda.
Eksekutif produser, Egy Massadiah, dalam keterangan pers kepada wartawan di Ende, Jumat (11/10/2013), mengatakan, sebagai rangkaian dalam proses Fasilitasi Produksi Film Soekarno, saat ini telah memasuki tahapan produksi dengan mengambil setting di Ende, sejak 1 September sampai dengan 23 Oktober 2013.
Film ini, berkisah tentang serpihan-serpihan peristiwa dari sebuah fase penting dalam tarik panjang perjuangan Soekarno, founding father Indonesia. Ruang dan waktu pengisahan berlangsung sekitar 1934-1938 di Ende, Flores, NTT. Empat tahun di pengasingan yang jauh dari habitus politiknya, membuat Soekarno mengalami keterasingan eksistensial paling parah di sepanjang hidupnya.
Jauh sebelum kedatangan Soekarno, pemerintah kolonial Belanda telah melakukan propaganda bahwa laki-laki yang akan tiba di kampung Ambugaga, Ende, adalah seorang ekstrimis anti-kolonial yang sangat berbahaya.
Kiprah dan sepak terjangnya dalam organisasi politik, adalah ancaman laten. Demikian propaganda pemerintah kolonial yang dilancarkan ketika itu.
Namun, di tengah keterasingan secara sosial-politik, Soekarno bukannya menjadi tak berdaya, namun menemukan kekuatan baru dalam melawan kolonialisme dan imperialisme.
Di Ende, di bawah pohon Sukun di pinggir pantai, Soekarno merumuskan jati diri bangsa Indonesia, yang kelak kemudian dikenal sebagai Pancasila, dasar Negara Republik Indonesia. Di Ende pula, Soekarno melakukan perlawanan dengan membentuk kelompok tonil yang mementaskan kisah perjuangan dan ramalan kejayaan Indonesia, sebutlah karyanya yang berjudul Doktor Setan dan 1945.
Aktivitas Soekarno yang menonjol selama pengasingan di Ende adalah usahanya untuk mendalami ajaran Islam. Pemahaman Soekarno tentang ajaran Islam semakin tajam terutama setelah ia menjalin korespondensi dengan T.A. Hasan, seorang ulama pemimpin Persatuan Islam (Persis).
Surat menyurat di antara keduanya, berisi dialog bernas mengenai ajaran Islam. Islam Is Progress, kata Soekarno dalam salah satu suratnya. Islam dipandang Soekarno sebagai alat perjuangan yang ampuh untuk mencapai cita-cita kemerdekaan. Islam itu hakikatnya kemajuan, karena itu umat Islam harus menyongsong masa depan dengan "api Islam

yang menyala-nyala".

Berdasarkan tema cerita yang akan diangkat dalam FilmSoekarno tersebut, maka Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai harapan besar, bahwa film ini dapat meningkatkan pemahaman generasi muda untuk belajar mengenai makna kebangsaan, persatuan dan kesatuan melalui peneladanan terhadap jiwa, sosok, dan pemikiran serta aktivitas Soekarno sebagai manusia biasa.
Film Soekarno ini tidak akan mungkin mampu mewujudkan tujuan tersebut, apabila tidak didukung oleh berbagai pihak, di antaranya segenap keluarga besar Soekarno, yang dibuktikan dengan kehadiran Ibu Sukmawati Soekarno Putri dan Toto Suryawan Soekarno Putra, yang merupakan putra-putri Soekarno.
Mereka datang dan melihat secara langsung syuting film Soekarno. Dukungan juga diberikan Tito Asmarahadi selaku perwakilan Yayasan Inggit Garnasih, Peter A. Rohi selaku perwakilan Soekarno Institute, dan Rosodaras yang hadir selama proses produksi, menjadi Pengawas Film, yang berfungsi memastikan film dibuat sesuai dengan fakta dan data sejarah yang akurat dan valid.
Yang menjadi pelaksana produksi Film Soekarno ini, adalah PT Cahaya Kristal Media Utama, dengan eksekutif produser adalah Egy Massadiah, Produser Catur Puja Sulistyawan, Sutradara Viva Westi, director of photography Rachmat 'ipung' Syaiful dan art director Alan Sebastian.
Penulis naskah Tubagus Deddy. Pemeran Soekarno Baim (Ibrahim) Wong, Paramitha Rusandy sebagai Inggit Garnasih, dan Tio Pakusodewo sebagai Paradja.
Dalam siaran persnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik dan PT. Cahaya Kristal Media Utama, mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya atas dukungan penuh yang diberikan Pemerintah Kabupaten Ende, Pemerintah

Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kapolrles Ende, Kapolda Nusa Tenggara Timur dan seluruh masyarakat Ende atas partisipasinya dalam pembuatan film Soekarno.

12. MENJADI SOEKARNO ALA TIO PAKUSADEWO ( Dalam film 9 reason's ) ...




KITA TUNGGU SAJA FILMNYA.........


IKLAN SOEKARNO