Sunday, April 20, 2014

EKSOTISME BUMI PACITAN YANG TERSEMBUNYI ....

PACITAN : SEBUAH SURGA EKSOTIS NAN TERSEMBUNYI DI PULAU JAWA
Oleh : Sae Panggalih




Pada hari Kamis, seusai pulang kuliah...terbesit di pikiran Saya untuk mengisi liburan paskah dengan cara berliburan ke suatu tempat yang jarang dikunjungi oleh wisatawan lokal ( dibaca : eksklusif ) …Lalu setelah browsing sana-sini , akhirnya nemulah Saya nama suatu tempat yang dikenal akan daerah wisata pantainya yang eksotis dan kerap dikunjungi oleh para wisatawan asing yang gemar akan hobi berselancar ria….tapi setelah membaca nama daerah wisatanya, sejenak Saya sempat terkaget - kaget dan terheran sejenak, karena yang muncul bukanlah nama daerah wisata Pantai yang ternama sekelas Bali, Karimun Jawa, apalagi Raja Ampat …tetapi yang tertulis di kebanyakan website justru tertuju pada sebuah kota berjuluk “ Pacitan “ yang selama ini hanya Saya kenal sebagai tempat dimana Pak Susilo Bambang Yudhoyono dibesarkan dan ditempa untuk menjadi negarawan sukses seperti sekarang ini….selain kisah kelahiran Pak Beye itu, tak ada hal lain yang Saya ketahui tentang bumi Pacitan dikarenakan pesona wisatanya tak terlalu kurang begitu diekspose oleh media maupun Kementrian Pariwisata… Penasaran akan pesona pantainya yang indah bak nirwana di akhirat sana… akhirnya tepat malam harinya, masih dihari yang sama yaitu Kamis, 17 April 2014, Saya dan teman-teman ayah Saya yang mempunyai hobi travelling dan memancing memutuskan untuk menjelajah dan bertualang sejenak ( maaf bahasanya terlalu ekstrim ) ke Tanah Pacitan hingga hari Jumat besoknya ( tepatnya di tanggal 18 April 2014 ) 
Malam itu, tepat hari Kamis jam 23.00 ( dikala Saya sedang asyik-asyiknya menyaksikan penampilan absurd para komik di acara stand up comedy di Kompas TV ) , terdengarlah suara klakson mobil avanza berwarna hitam di depan rumah Saya, dan benar saja ternyata yang membunyikan klakson adalah mobilnya para rombongan traveller absurd yang hendak pergi ke beberapa daerah wisata di wilayah Pacitan ….perjalanan ke Pacitan-pun  dimulai dari jam 23.00 malam yang menurut Saya dapat memberikan suatu cerita pertualangan tersendiri yang seru dikala semua orang telah mempersiapkan diri untuk terlelap tidur, namun Saya malah memutuskan diri untuk berwisata dan tak tertidur lelap ditemani seperangkat guling dan bantal cantik..ha..ha..ha..3x  ( sungguh absurd memang, tapi ra’popolah …), Perjalanan menuju Pacitan-pun Saya habiskan dengan menyaksikan gelapnya langit tanah Jawa di malam hari yang diselingi dengan temaram lampu jalanan, sorot lampu kendaraan, dan lambaian daun-daun dari manekarupa pohon beragam species ….Semakin memasuki wilayah bernama Wonogiri ( tenang mas bro dan mbak sis, masih ada hubungannya sama cerita Pacitan kok, soalnya kalo mau ke Pacitan ya harus melewati wonogiri dahulu sebagai rute jalur perjalanannya ) , suasana jalanan khas pedesaanpun semakin terasa, ratusan rumah joglo tradisional beraneka model berjejer dengan rapi di pinggiran jalan raya yang mulai bergronjal-gronjal dan tentunya membuat perut para penumpang mobil menjadi terasa diguncang-guncang tak karuan . Selain dihiasi jejeran bangunan joglo nan eksotis , hamparan sawahpun terbentang di depan mata yang ditemani pula oleh ribuan sinar bintang dan temaram lampu senter para pencari kodok dan belut sawah yang serasa tak mau kalah menyambut perjalanan kami menuju ke bumi Pacitan …..


Akhirnya..setelah menempuh perjalanan panjang, tiba pula daku dibumi Pacitan 

 Selama kurang lebih 3 jam Saya menyaksikan keelokan alam khas Wonogiri tersebut dan hingga akhirnya Saya beserta rombongan mulai memasuki wilayah Pacitan bersamaan dengan suara kluruk ( dibaca : kokok ) ayam jago yang saling bersahutan tepat pukul 3 pagi….semakin mendekati daerah wisata pantai yang ingin kami tuju di wilayah desa Watu Karung , jalanan desa yang kami lalui-pun semakin tak bersahabat dan menantang , luas jalanan yang kami lewati mulai menyempit , berkelok-kelok, dan bergronjalan disana-sini …. Tapi Saya rasa, semua rasa ketidaknyamanan di perjalanan itu terbayar setimpal, ketika mobil Kami Mulai memasuki gapura selamat datang di Wilayah wisata Pantai Watu Karung…semerbak bau khas pantai menyeruak menusuk hidung Saya ditemani dengan suara deburan suara ombak pantai di kejauhan….dan benar Saja, rasa takjub semakin  meningkat ke level tertinggi ketika Saya bisa dengan mata kepala sendiri menyaksikan 3 gugusan batu karang raksasa terbentang di kejauhan ( seperti batu karang di Tanah lot Bali, tetapi yang ini lebih natural dan eksotis menurut Saya pribadi )…Pokoknya top markotop deh….


Gapura Selamat Datang di Pantai Pasir Putih Watu Karung 

Alamaak..indah nian karya Sang Khalik di sudut tersembunyi dari bumi Pacitan tercinta 


Jadi teringat  Video di lagu rayuan Pulau Kelapa nan amat legendaris 

ada Joglo di tengah-tengah keindahan Pantai Watu Karung..njawani buangetss

Pola Pemukiman warga di kawasan Pantai Watu Karung 

Foto Pak Rarik dengan peselancar top Indonesia di depan rumahnya di Desa Watu Karung 

Kendaraaan wajib para bule yang gemar akan olahraga surfing 

Lalu tepat Jam 4.30 pagi, Para turis asing ( dibaca : Bule ) mulai menampakkan dirinya dan keluar dari home stay-nya masing-masing dengan membawa piranti berupa papan selancar lengkap dengan olesan sun block di wajahnya…satu-persatu dari mereka mulai mengarahkan laju papan surfing kearah ombak pantai yang menantang dan mulai menunjukkan atraksi berselancarnya yang keren abizzz….di lain pihak, rombongan kami yang baru tiba, justru menunjukkan aktivitas yang berbeda dengan para turis pecinta surfing, peralatan pancing yang kami bawapun mulai dikeluarkan dari tas dan setelah semua siap kamipun mulai terjun ke TKP ( tepatnya di tepian pantai Watu Karung yang berselimutkan hamparan pasir putih nan mempesona )   …beraneka macam umpan bawaan dari Semarang berupa potongan ikan kecil-kecilpun mulai kami lemparkan ke lautan dengan berharap semoga kail yang kami pasang dimakan oleh ikan berukuran besar, tapi ternyata harapan tinggal harapan, hingga pukul 10 pagi  bersamaan dengan berakhirnya aksi berselancar para turis bule ..satu ikan-pun tak kami dapatkan dan hingga akhirnya memutuskan untuk bermain air sepuasnya saja di pantai tanpa melanjutkan aktivitas memancing yang menurut Saya membosankan…Tepat pukul  10.30 Siang, acara pakpung ( dibaca : mandi ) dilaut kami sudahi, dikarenakan pancaran sinar matahari yang terik mulai terasa tak nyaman di kulit dan rasa keroncongan diperut akibat lapar mulai melanda.

Warung makan sederhana Pak Rarik yang menyajikan hidangan laut yang maknyuss..

 
Pak Rarik sedang menyajikan hidangan laut yang baru dimasak oleh istrinya...iseh panas sego lan lawuhe nang...monggo dicobi

Iwake..iwake....iwak barracuda wuasli dari laut Watu Karung 

Lalu, setelah itu , kami melangkahkan arah kaki kecil ini menuju ke rumah makan sederhana milik seorang warga, disana kami berjumpa dengan berbagai macam sajian kuliner khas laut buatan Pak Rarik ( nama si pemilik Rumah makan ) yang mulai menggoda lidah..sebanyak dua piring ikan barracuda goreng dan bakar tersaji dengan begitu nikmatnya di depan mata kami dengan ditemani oleh satu mangkuk oseng-oseng kangkung beserta sambal ikannya….sembari menikmati acara santap siang, Pak Rarik pun sempat curhat kepada kami tentang keberadaan pantai Watu Karung yang menurutnya kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah Kota Pacitan yang seakan-akan abai akan kekayaan alamnya yang mempesona ini…”Baru tau rasa nanti , kalo udah dibeli sama om bule atau pihak swasta “ ujar Pak Rarik dengan logat maduranya yang kental kepada kami semua, menurutnya pula, selama ini tempat ini akan ramai dikunjungi oleh para wisatawan lokal dikala mendekati pemilu seperti sekarang ini , “ nanti kalo dekat waktu calegan kayak sekarang , tempat ini bakal rame sama turis lokal dek “ ujarnya.. dan ternyata turis lokal yang dimaksud yaitu para caleg dan tim suksesnya dari dapil wilayah watu karung yang datang dengan menawarkan sejuta janji berbalut mimpi….dan benar saja, ketika sudah jadi , kebanyakan dari mereka lupa dengan janji manisnya untuk membantu warga watu karung didalam memajukan wisata pantai yang tersembunyi ini “ ya gitulah ulahnya para caleg, kalo udah janji ya bakal lupa diakhirnya, sudah beberapa kali era coblosan ya fenomena penipuan ini yang kedaden dek “ ujarnya .


Gua Kalak yang terlihat eksotis bak tempat pertapaan para dewa 


Teringat lokasi syuting film kyai Santang di MNCTV


Mak Lampir..dimanakah engkau berada..aku akan mencarimu hingga tertangkap..ha3x ( abaikan!!!)

Setelah perut kami kenyang , kamipun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke destinasi wisata berikutunya ke Pantai Banyu Tibo yang katanya mirip pantai Dream Land di Bali, di sepanjang perjalanan menuju ke destinasi wisata kedua , kami disuguhi oleh pemandangan desa yang berada di lahan batu kapur dan diselingi dengan perbukitan batuan karang di beberapa titik …..tapi baru 25 menit mobil kami melaju ,  perjalananpun mendadak berhenti sejenak , dikarenakan di pinggir jalan , rombongan kami tak sengaja menjumpai objek wisata yang tidak terdaftar di list perjalanan, destinasi ini bernama gua Kalak yang terletak di Desa Ngadirejo  , hamparan batu stalatmit dan stalatik raksasa tersaji di depan mata kami ibarat tempat-tempat pertapaan para Dewa , selama 10 menit kami mengeksplor keunikan bebatuan raksasa di dalam gua Kalak dan tertakjub dibuatnya dikarenakan lagi-lagi objek wisata seeksotis ini tidak dikelola oleh Pemerintah setempat dan terlihat seperti tempat angker yang terbengkalai “ kalo ada di Semarang, pasti udah jadi objek wisata andalan” celetuk Saya pribadi …


Welcome to Goa Gong...


akik...akik...cari model yang mana...monggo dilihat-lihat 



Sandal asli Goa Gong.....

Setelah menikmati wisata gua yang tak terduga di Goa Kalak, rombongan kamipun mampir sejenak ke wisata pasar batu akik di Goa Gong , disana kami disuguhi oleh hamparan penjual batu akik yang menjajakan berbagai macam model batu akik beraneka warna ..ada yang berupa cincin, kalung , gelang  , dan kerajinan tangan dari batu akik lainnya , di wahana wisata Goa Gong terlihat tempatnya lebih ramai dikunjungi dan tampak lebih terawat dikarenakan telah dikelola oleh Kementrian Pariwisata dan sepertinya sudah mendapatkan perhatian khusus dari Pak Beye..perhatian itu tampak dari terlihatnya poster raksasanya pak Beye dan Bu Ani yang terpampang jelas di depan gerbang masuk Goa Gong yang bertulskan “Ayo kunjungi wisata Goa Gong yang mempesona dari Timur Jawa “ Jika bukan kita Siapa lagi ? ujar slogan di poster itu….




Baru pertama kali..lihat lautan lepas ada air terjunnya..cuma ada di Pacitan rek 


Tepat pukul 13.30 Siang , mobil rombongan kami tiba di lokasi pantai Banyu Tibo dan benar saja tempatnya sangat mirip dengan Dreamland-nya Bali dikarenakan letaknya yang berada di bawah tebing perbukitan kapur yang terjal ….Dari atas bukit , Saya bisa melihat hamparan saujana lautan biru terbentang luas komplit dengan ombaknya, dari kejauhan ( tepatnya diatas bukit kapur Banyu Tibo ) Saya dapat menyaksikan batu karang di Pantai Klayar yang mirip dengan bentuk kapal selam…sungguh indah pantai Banyu tibo ini dan tak kalah bersaing dengan wahana wisata pantai lain di Indonesia….tapi Sayang lagi-lagi wisata ini kurang mendapat perhatian dikarenakan akses jalanan terjal dan sempit menuju ke destinasi ini terbilang cukup menantang dan menguji adrenalin…Akhirnya tepat pukul 4 sore, kunjungan wisata absurd ke Pacitan kami akhiri dan balik lagi ke Semarang dengan membawa sejuta kenangan tentang wisata Pacitan yang tersembunyi dibalik gegap gempitanya program visit Indonesia dan Visit East Java 2014….Saya berharap, Semoga di tahun-tahun mendatang..banyak destinasi wisata di Pacitan yang semakin mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah setempat ... akhir kata Selamat berkunjung ke Pacitan dan Kon Kabeh ndang mampiro ning Pacitan rek …..wuapik tenan nggone..aku gag ngapusi …


Selamat tinggal pacitan..kapan-kapan tak mbalik maneh yo.....

No comments: