Pagi kemarin, tepat pukul 07.30 pagi, aku arahkan langkah kakiku menuju ke tempat pemungutan suara di Perumahanku, Sesampainya di lokasi pemungutan, terdengar riuh suara warga yang sedang berbincang-bincang dengan tetangga dan anggota keluarganya tentang caleg mana yang akan mereka pilih...beberapa belas pasang tangan menunjuk-nunjuk ke arah gambar para peserta pemilu..".nak aku milih iki bu" ....tutur beberapa orang warga di tempat tinggalku, tetapi di sudut lain justru terlihat sikap antusiasme yang berbeda, dengan langkah lemas salah seorang tetanggaku berjalan mendekat ke papan daftar nama caleg dan mengatakan " aku arep milih sopo jal ? ono agnes monica ra ? diselingi dengan gelak tawanya yang membahana....tanpa pikir panjang ada seorang ibu-ibu paruh baya yang mendekat ke arah ibu-ibu pemilih bimbang plus galau tersebut, dan dengan lantang Ia berbisik lirih kepada si ibu-ibu lemas tersebut seraya mengatakan...pilih niki mawon, apik niki amargo sedhereke kulo saking Leyangan ( apa coba hubungan antara ikatan kekerabatan dengan kualitas seseorang calon caleg yang akan bekerja untuk rakyat banyak ? rak kepikiran aku jawabane opo )....lalu dengan suara lirihnya ibu-ibu bimbang tadi menjawab " oh..nggih mangke kulo pilih ..." ( jawaban yang terkesan basa-basi agar si promotor caleg tidak kecewa ) ....padahal belum tentu juga si ibu-ibu lemas tadi mencoblos sang caleg sesuai dengan arahan dari si ibu-ibu paruh baya yang Saya lihat selalu berusaha mendekati beberapa kelompok ibu-ibu dari RT sebelah yang sedang bergrombol di papan bergambar caleg di sudut lain TPS tersebut....Dari fenomena tersebut, kita dapat memahami bahwa dalam dunia perpolitikanpun masih diwarnai dengan ikatan kekerabatan yang begitu kental, tanpa memikirkan imbalan dana apapun , Si caleg dapat dengan mudah mempromosikan dirinya melalui peran anggota keluarganya sendiri yang masih memiliki hubungan darah.....Tapi yang membahayakan dari fenomena ini adalah " takutnya ketika nanti sudah terpilih dan menduduki jabatan anggota legislatif yang katanya terhormat, Si caleg pemenang justru akan mensejahterakan para sedhereknya ( saudaranya ) yang sudah berjasa mempromosikan dirinya hingga menang...semoga tidak terjadi.....kalaupun misalnya terjadi, Sang caleg nakal tersebut harus segera kita arak ke Kantor KPK untuk bergabung dengan tikus-tikus berhati busuk lainnya, karena sejatinya menjadi caleg adalah suatu panggilan jiwa untuk mensejahterakan masyarakat banyak di dapilnya lewat keterwakilannya di gedung DPR yang terhormat, tanpa memikirkan kepentingan individu maupun golongannya.........
No comments:
Post a Comment