Kota Lama Semarang Lebih Baik dari Kota Tua Jakarta
Banyaknya penyelenggaraan acara festival seni, budaya, dan kuliner mulai menghidupkan kawasan Kota Lama di Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (19/9/2015). Upaya meramaikan kawasan Kota Lama yang telah dilakukan banyak komunitas ini mulai banyak menarik investor.
SEMARANG, KOMPAS.com – Pesona Kota Tua di Semarang,
Jawa Tengah dianggap mempunyai nilai lebih ketimbang Kota Tua di
Jakarta. Hal tersebut diungkapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
sepulang melakukan kunjungannya di Negeri Kincir Angin, Belanda.
“Kota
Lama di Semarang lebih baik dari Jakarta. Menurut Belanda, Kota lama
Semarang ini lebih baik,” ujar Ganjar, di Semarang, Rabu (14/10/2015).
Menurut
dia, para cucu warga negara Belanda mengaku tertarik untuk berkunjung
ke Kota Lama Semarang. Hanya saja, saat ini sejumlah bangunan tua
dimiliki banyak orang. Kota Lama Semarang saat ini terkadang masih
terkena rob dari laut Pantai Utara Jawa. Butuh penanganan yang lebih
untuk memoles Kota Lama menjadi lebih baik.
“Ada beberapa hal
yang perlu dilakukan selain mengatasi rob. Inventarisasi fisik, karena
kepemilikan masih warna-warna, ada yang milik BUMN, ada yang pribadi,
itu cara mengelolanya gimana?” tambah Ganjar.
Selain itu, menurut
Ganjar, Kota Lama juga perlu diberi roh kegiatan. Ia ingin gedung tua
yang mati itu bisa dibuat menarik. Ganjar pun mengusulkan agar membuat
gerakan Cinta Kota Lama.
“Restorasi Kota Lama ini, agar dilengkapi dengan rencana aksi, agar komunitas bisa bekerja. Event
kegiatan juga menjadi penting. Nanti (Kota Lama) bisa dibangun hotel,
perkantoran, tempat belanja, kuliner dan tempat pertunjukan,” katanya.
Selain
desain tersebut, Gubernur Jateng juga menginginkan agar Kota Lama
digelar agenda musik setiap akhir pekan. Banyaknya agenda diyakini akan
menjadi daya tarik yang kuat agar Kota Tua bisa mempunyai roh kehidupan.
“Itu juga nanti buat kesempatan musisi agar mereka bisa serius. Maka di beberapa tempat, kalau ada event pasti akan lebih menarik. Nanti bisa disubsidi pemerintah,” ungkapnya.
Penulis | : Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
Editor | : I Made Asdhiana |
No comments:
Post a Comment