Sunday, November 15, 2015

Tari Rancak Denok, Tari Kreasi yang Lahir dari Kesenian Topeng

 

Topeng bukan hanya sekadar benda yang menempel pada wajah atau penghias ruangan agar terlihat menawan. Topeng dalam tataran kebudayaan nusantara memiliki sejarah yang panjang, perkakas ini sudah ada sejak zaman pra sejarah. Guratan wajah, warna, dan bentuk topeng menyimbolkan berbagai sifat manusia, yang angkuh, baik, penipu, hingga yang bijaksana. Seni topeng berpengaruh besar pada lahirnya berbagai seni pertunjukkan kontemporer Indonesia.
 
Terinspirasi pada seni topeng itulah akhirnya lahir suatu garapan tari kreasi dari Semarang yang bernama tari Rancak Denok. Sebagai garapan kreasi, tari Rancak Denok mengambil ide dari berbagai seni tari yang menggunakan topeng sebagai propertinya, seperti tari Betawi dan Jawa Barat, serta tidak lupa menggunakan unsur Jawa dan Tiongkok sebagai ruh dalam tarian.

Secara etimologi, nama Rancak Denok berasal dari dua kata, yaitu Rancak dan Denok. Rancak mempunyai arti cepat dan dinamis, sedangkan denok sepadan maknanya dengan perempuan. Secara harfiah, nama Rancak Denok dapat diartikan sebagai tari kreasi Semarangan yang ditarikan oleh perempuan secara cepat dan dinamis dengan menggunakan properti utama berupa topeng.

Penari Rancak Denok umumnya berjumlah enam orang. Namun jumlah tersebut bukanlah aturan baku, mengingat jumlah penari bisa ditambah atau dikurangi disesuaikan dengan kebutuhan dan besar kecilnya panggung.
 
Dari segi busana, para penari Rancak Denok mengenakan kebaya berwarna terang yang dilengkapi dengan kain jarik semarangan. Sementara bagian kepala dibuat konde dengan hiasan bunga yang memperkental pengaruh Tiongkok dalam busana para penari. Setiap penari memegang topeng sebagai properti utama dalam tarian Rancak Denok.


Tari Rancak Denok diiringi oleh musik Gambang Semarang. Sama halnya dengan Gambang Keromong Betawi, pada gambang Semarang, kreasi musiknya juga ditentukan oleh pemain salendro. Namun sebagai garapan kreasi, tari Rancak Denok lebih sering diiringi oleh musik gambang secara digital daripada secara langsung, mengingat iringan musik dalam tarian ini hanya menjadi pelengkap saja, tidak menjadi satu bagian yang utuh dalam tarian. [AhmadIbo/IndonesiaKaya]


No comments: