CAP CIP CUP PILIH CALEG
Ibarat Memilih Kucing Dalam Karung
Oleh : Sae Panggalih
Oleh : Sae Panggalih
Ayo Semua Kita Memilih
Yang Terbaik Untuk Negeri Ini
Lima
Menit Kita Memilih
Lima
Tahun Akan Kita Jalani
Jangan
Hanya menjadi Putih
Suara
Kita Sungguh Berarti
Memilihlah
Untuk Indonesia
Mungkin soundtrack pemilu 2014 yang dipopulerkan
oleh band Coklat diatas bukanlah menjadi lagu yang asing di telinga kita semua
menjelang hajatan besar pemilu tahun ini, setiap harinya di seluruh TV swasta Nasional
selalu memutar lagu diatas secara berulang-ulang sebagai lagu wajib untuk
menyemarakkan perhelatan akbar kenegaraan yang berbudget super besar ini . Dengan mengangkat band modern Coklat
sebagai penyanyi utama soundtrack pemilu 2014 , diharapkan dapat meningkatkan
minat generasi muda agar turut menyumbangkan hak pilihnya dalam ajang pemilu
tahun ini. Padahal menurut Saya pribadi, Cara yang demikian hanyalah berpengaruh kecil
terhadap jumlah keberpihakan suara generasi muda terhadap caleg dari salah satu
parpol dalam ajang pemilu tahun ini , karena kebanyakan dari pemuda sudah sulit
untuk menemukan figure pemimpin yang dapat memegang amanah rakyat Indonesia,
apalagi setelah muncul berbagai macam kasus korupsi yang melibatkan beberapa
tokoh besar nasional yang berasal dari anggota partai-partai politik yang
katanya saling mendeklarasikan parpolnya sebagai yang berkualitas paling
wahid . Rasa acuh generasi muda tersebut
semakin lebih menjadi-jadi lagi , ketika belakangan mulai muncul kabar pemberitaan
nasional yang menyebutkan bahwa ” ada beberapa caleg yang justru memanfaatkan
dana APBN sebagai pemberi sokongan rupiah
terbesar guna mensukseskan kemenangan mereka ” , Sungguh cara yang sangat licik
dan tidak manusiawi sekali , dimana dana APBN berupa dana bantuan sosial yang
sejatinya digunakan untuk membiayai kesejahteraan hidup rakyat, justru
digunakan untuk mendanai kepentingan pribadi guna mengejar kemenangan duniawi
sesaat .
Mengetahui kenyataan diatas, apakah salah satu
lirik lagu soundtrack pemilu ala Coklat yang menyebutkan ” jangan hanya menjadi putih, Suara kita sungguh berarti ” masih
tetap berlaku ? , karena menurut Saya
pribadi menjadi putih juga merupakan
pilihan terbaik bagi beberapa golongan masyarakat tertentu dan tidak bisa
dijadikan fenomena yang selalu disalahkan, karena terkadang ” yang berwarna-warni ” suka ingkar
janji dan hanya manis dimulut saja.
Kalau hal itu terjadi, Lalu siapa yang harus kita
pilih ? pertanyaan yang Saya rasa cukup sulit untuk dijawab....apakah metode cap-cip-cup asal pilih akan kita
gunakan kembali untuk hajatan besar pemilihan caleg tahun ini ? dengan
menggunakan metode cap-cip-cup asal calegnya tampan, asal gelar akademik
calegnya berentet-rentet, asal namanya calegnya bagus, asal calegnya berasal
dari kalangan artis , asal calegnya sudah naik haji, atau rentetan pertimbangan
asal-asal lainnya pada akhirnya akan
menjerumusakan kita semua menjadi pemilih yang asal coblos dan secara otomatis, berdampak pula pada masa depan
negara yang asal-asalan juga . Jadi, Jangan
sampai waktu Lima menit yang kita gunakan untuk memilih caleg di TPS
masing-masing wilayah justru akan membawa dampak yang merugikan bangsa untuk lima tahun kedepan . karena jika hal itu yang
lagi-lagi terjadi, maka bersiaplah menyongsong masa depan negara yang suram
dikarenakan kita semua salah memilih caleg yang kurang berkualitas dan tidak
berkompeten .
No comments:
Post a Comment