Tuesday, October 22, 2013

BAHASA SEMARANGAN, BAHASA TUTUR YANG MISKIN LITERATUR




BAHASA Semarangan lebih eksis sebagai bahasa tutur ketimbang bahasa tulisan. Ini terjadi karena dalam konteks kebudayaan Jawa, Semarang bukanlah pusat kebudayaan. Meski statusnya sebagai ibu kota provinsi, posisi Semarang dalam kebudayaan Jawa sejak masa lampau selalu menjadi subordinate dari Kasunanan Surakarta. Bahkan, pada masa kerajaan pun Semarang hanya berstatus sebagai kadipaten (kabupaten).
Karya sastra dengan bahasa Semarangan, sejauh yang penulis ketahui, belum pernah ada. Apalagi
kamus bahasa Semarangan. Namun, bahasa Semarangan tetap eksis sebagai bahasa tutur, dan berkembang secara alami. Tak ada pakar yang merumuskan kaidah-kaidahnya. Bahkan, pelajaran BahasaJawa di sekolah pun semuanya mengacu pada Bahasa Jawa dialek Solo. Jika sampai sekarang Bahasa Semarangan masih bertahan hal itu semata-mata karena merupakan bahasa ibu bagi para penuturnya.
Jika dibandingkan dengan dialek Muria (Kudus, Jepara, dan Pati) serta Banyumasan dan Tegal, secara geografis daerah sebaran penutur bahasa Semarangan paling sempit. Bahkan, bahasa ini tidak tumbuh dan berkembang di seluruh wilayah administratif Kota Semarang. Bahasa ini hanya tumbuh dan berkembang di wilayah perkampungan antara Banjir kanal Timur dan Banjir kanal Barat.

Untuk mengetahui lebih lanjut ..silahkan klik link di bawah ini !!! 

No comments: