Thursday, October 3, 2013

SAYANG DI SAYANG ( ADAT NGANTEN SEMARANGAN) TAK BEGITU DIKENAL

Pengantin Semarangan Belum Dikenal



Semarang, Kompas - Gaya pengantin semarangan hingga saat ini belum banyak dikenal dan digunakan oleh masyarakat. Selama ini masyarakat di Kota Semarang lebih banyak menggunakan gaya pengantin Yogyakarta maupun Solo dalam upacara pernikahan mereka.
Hal itu disampaikan Trisnani Widowati, Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang yang juga Ketua Seksi Pendidikan Tiara Kusuma (persatuan ahli kecantikan dan pengusaha salon Indonesia) Semarang, di sela-sela Seminar Pengantin Semarangan, Minggu (28/11) siang.
Menurut Trisnani, gaya pengantin semarangan merupakan hasil penggalian peninggalanpara pendiri Semarang, tetua adat, namun juga disesuaikan dengan kondisi saat ini. Gaya pengantin semarangan juga memiliki makna filosofi yang berharga bagi kehidupan. Gaya pengantin tersebut mendapat pengaruh unsur Arab, China, Melayu, dan Jawa.
Salah satu ciri dandanan adalah penggunaan sorban oleh pengantin laki-laki serta lima cundhuk mentul oleh pengantin perempuan. ”Itu dari pengaruh Arab. Cundhuk mentul yang berjumlah lima menyimbolkan shalat lima waktu,” katanya.
Sebagai salah satu upaya mempromosikan gaya pengantin semarangan, Hotel Ciputra Semarang menyelenggarakan The Java Heritage 4th Edition. Public Relations Officer Hotel Ciputra Nuki Dhamayanti menuturkan, acara tersebut antara lain berisi pameran foto manual, pameran pernak-pernik pengantin semarangan dan pameran jamu, serta nikah massal dan arak-arakan pengantin dengan gaya semarangan. (WIE)

No comments: