12 Tahap Prosesi
Pernikahan Agung Keraton Yogyakarta
Pernikahan ini menjadi
hajatan besar dan mengundang perhatian.
Lutfi Dwi Puji
Astuti, Ananda Putri Laras
Selasa, 22 Oktober 2013,
12:42 WIB
VIVAlife - Pernikahan Agung antara Putri Sultan Hamengku Buwono X, GKR
Hayu dengan KPH Notonegoro, menjadi hajatan yang besar.
Dilansir laman Kraton
Wedding, sejak kemarin,
sejumlah prosesi adat telah dilangsungkan, mulai dari Nyekar hingga hari ini,
upacara Panggih juga telah dilaksanakan.
Pernikahan mewah ini bukan hanya menarik perhatian masyarakat
Yogyakarta , tapi juga mancanegara.
Sebagai bagian dari warisan budaya, beberapa prosesi adat dalam pernikahan ini dipertahankan. Prosesi pernikahan agung ini bahkan memiliki 12 tahapan. Bagaimana prosesnya, berlangsung? Berikut tahapan prosesinya yang sudah dilangsungkan sejak 13 Oktober 2013.
Sebagai bagian dari warisan budaya, beberapa prosesi adat dalam pernikahan ini dipertahankan. Prosesi pernikahan agung ini bahkan memiliki 12 tahapan. Bagaimana prosesnya, berlangsung? Berikut tahapan prosesinya yang sudah dilangsungkan sejak 13 Oktober 2013.
Nyekar - Makam Panembahan Senopati
(13 Oktober 2013)
Ini adalah sebuah tradisi mengunjungi makam-makam leluhur
yang telah tiada. Leluhur dikirimkan doa agar diampuni segala dosa-dosanya, dan
diberikan tempat terbaik di sisi Tuhan.
Nyantri - Bangsal Kasatriyan dan Sekar Kedhaton
Nyantri - Bangsal Kasatriyan dan Sekar Kedhaton
(21 Oktober 2013 - Pukul 09.00)
Prosesi ini bertujuan untuk mengenalkan calon menantu kepada
Kraton Yogyakarta. Calon menantu akan diajari bagaimana hidup sebagai bagian
dari Kraton Yogyakarta. Melalui Nyantri, keseharian dan perilaku calon menantu
juga akan dinilai.
Siraman - Bangsal Kasatriyan dan Sekar Kedhaton
(21 Oktober 2013 - Pukul 09.00)
Siraman dilakukan setelah upacara Nyantri. Calon pengantin dimandikan agar menjadi
bersih dan murni, atau suci lahir dan batin. Calon mempelai wanita melakukan
upacara siraman di Bangsal Sekar Kedhaton, sedangkan calon mempelai pria di
Bangsal Kasatriyan.
Majang Pasareyan, Tarub, dan Bleketepe - Gedong Proboyekso, Pagelaran, Kuncung
Tratag Bangsal Kencana (21 Oktober 2013
- Pukul 10.00)
Tarub terdiri atas pisang, tuwuhan
(padi, kelapa, dan palawija), diletakkan di sekitar sudut keraton. Sedangkan
Bleketepe adalah daun kelapa yang dianyam, dipasang di Kuncung Tratag Bangsal
Kencana Wetan.
Sementara itu, di luar sedang sibuk
memasang Tarub dan Bleketepe. Pada waktu yang sama, ada prosesi Majang Pasareyan
atau menghias kamar pengantin.
Tantingan - Bangsal Prabayeksa
(21 Oktober 2013 - Pukul 18.30)
Tantingan akan dilaksanakan malam hari
setelah salat Isya. Dalam
upacara ini, Sultan didampingi Permaisuri dan putri-putrinya, memastikan
kesiapan calon mempelai wanita untuk menikah dengan calon yang sudah dipilihnya.
Midodareni - Bangsal Kasatriyan dan Sekar Kedhaton
(21 Oktober 2013 - Pukul 18.30)
Midodareni adalah malam lajang terakhir
bagi kedua calon mempelai. Di sini, kedua calon akan ditemani oleh
kerabat-kerabatnya. Midodareni berarti bidadari, calon mempelai wanita harus
tidur setelah jam 12 malam untuk menanti datangnya bidadari. Mitosnya,
kecantikan bidadari dianugerahkan kepada mempelai.
Akad Nikah - Masjid Panepen Kraton Yogyakarta
Akad Nikah - Masjid Panepen Kraton Yogyakarta
(22 Oktober 2013 - Pukul 07.00)
Akad Nikah dilakukan di Masjid Panepen
Kraton Yogyakarta. Yang boleh hadir hanya calon mempelai pria dan keluarga,
serta Sri Sultan beserta keluarga, tanpa calon mempelai wanita.
Panggih - Tratag Bangsal Kencana
Panggih - Tratag Bangsal Kencana
(22 Oktober 2013 - Pukul 10.00)
Upacara Panggih dilakukan setelah Akad
Nikah. Pada prosesi ini, kedua mempelai dipertemukan untuk pertama kali setelah
mereka resmi jadi suami istri.
Tampa Kaya dan Damar Klimah - Bangsal Kasatriyan
(22 Oktober 2013 - Pukul 12.00)
Tampa Kaya dan Damar Klimah menyusul
upacara Panggih. Pada prosesi ini, mempelai pria akan memberikan sebungkus
harta yang berisi koin emas dan segala ubarampe berupa berbagai macam benih,
beras, dan uang receh. Makna yang terkandung, seorang suami bertugas untuk
memberikan nafkah kepada istrinya.
Kirab - Kepatihan
(23 Oktober 2012 - Pukul 09.00)
Orangtua mengantar kedua mempelai menuju
pelaminan pada prosesi ini. Kirab dilakukan dengan iring-iringan kereta kuda
yang disertai dengan arak-arakan prajurit. Prosesi ini dilakukan dari Kraton
menuju Gedung Kepatihan.
Resepsi – Kepatihan
(23 Oktober 2013 - Pukul 10.00)
Resepsi dimeriahkan oleh tarian adat
yang menarik, yaitu Tarian Bedhaya Manten dan kemudian Tarian Lawung Ageng. Acara
Resepsi akan berlangsung dengan ketentuan adat Kraton Yogyakarta dengan nuansa
tosca-lavender.
Pamitan - Gedhong Jene
(23 Oktober 2013 - Pukul 19.00)
Pamitan dilakukan setelah Resepsi,
sekaligus menjadi penutup rangkaian upacara. Dalam upacara ini, Sri Sultan
Hamengku Buwono X akan menyampaikan beberapa pesan dan nasihat kepada kedua
mempelai, sebagai bekal untuk mengarungi rumah tangga. (art)
No comments:
Post a Comment